Oleh: Sugiman
Sebagai satu
partai oposisi, Demokrat diberitakan telah memiliki 10 kandidat atau calon
presiden pada pemilu 2014 mendatang. Salah satu nama yang disebut-sebut dalam
pemberitaannya adalah Ibu Negara Ani Yudhoyono, yang tidak lain adalah istri
dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekarang. Sejauh ini pemberitaan ini
tidak ada masalah dan sah-sah saja.
Bahkan Ketua
Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Andi Nurpati melalui pesan singkat,
Selasa (15/5/2012) menilai bahwa Ani Yudhoyono, yang juga adalah istri dari
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sangat layak dan berpeluang besar untuk
diusulkan menjadi calon presiden dari Partai Demokrat di Pemilu 2014. “Bu Ani
adalah politikus yang tangguh. Peluang beliau terbuka untuk dicalonkan. Nama
beliau sangat populer di masyarakat," kata Nurpati (15/5/ 2012).
Dengan kata
lain, pencalonan di atas memperlihatkan bahwa mereka masih memiliki beban moral
dan tanggung jawab secara politik maupun ekonomi atas maju mundurnya Negara Indonesia. Semangat
membangun Indonesia sebagai Negara yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkeprikemanusiaan,
mandiri, sejahtera, aman dan nyaman bagi rakyatnya. Dalam hal ini harus
diapriasi visi dan misi mereka sebagai salah satu partai besar di Indonesia. Tetapi
citra dan nama baik dari partai Demokrat itu sendiri sedang berada di ambang
kehancuran.
Maraknya kasus
korupsi yang melibatkan beberapa kader partai Demokrat dan termasuk ketua umum
partai Demokrat itu sendiri, yaitu Anas Urbaningrum telah menyebabkan partai
ini terpuruk. Bahkan hasil surve memperlihartkan bahwa kepercayaan rakyat
Indonesia terhadap elektabilitas akan
eksistensi dari
partai Demokrat mengalami penurunan yang sangat drastis. Betapa tidak? Salah satu masalah yang menyebabkan
hal itu adalah kasus Hambalang. Dengan kata lain, masyarakat seolah melihat
bahwa kasus Hambalang adalah kasus Dekokrat yang telah meruntuhkan nilai-nilai
kemanusiaan.
Selain itu, pernayaan Anas Urbaningrum selaku ketua Partai Demokrat
terkesan tidak meremehkan masalah Hambalang. Misalnya, saat menanggapi pernyataan
M. Nazarudin bahwa Anas otak dari Hambalang, tetapi dengan santai beliau
mengatakan “saya tidak tahu apa dan bagaimana kasus Hambalang”, selanjutnya “gantung
saya di Monas jika terlibat kasus Hambalang”, dan “polemik Hambalang biarkan
yang berpolemik”. Karena itu adalah wajar jika sebagian besar masyararakat
Indonesia memandang rendah dan remeh akan calon Presiden dari Partai Dekokrat. Saya kira hal ini harus menjadi pelajaran penting bagi setiap partai politik
yang lainnya. Sebab jika tidak, lambat laun bangsa Indonesia akan semakin terpuruk dan
kepercayaan rakyat kepada setiap orang yang akan menjadi pemimpin pasti menjadi
dingin dan sirna.
Rakyat Indonesia
tidak membutuhkan kata-kata gombal seperti seseorang yang sedang merayu
kekasihnya, tetapi mereka (rakyat) membutuhkan bukti nyata, yaitu kesetiaan
atau pengabdian, tanggung jawab moral, sosial politik dan sosial ekonomi yang konsisten. Memang umumnya para calon pemimpin di Indonesia
sering mengobral kata-kata yang berisi janji-janji belaka. Tetapi harus
diingat, bahwa kata-kata akan kehilangan makna, wibawa, kuasa atau otoritas
jika aksi atau perbuatan nyata diabaikan. Seperti pepatah orang bijak yang mengatakan, “seribu pengajaran adalah kesia-siaan jika tidak disertai dengan
tindakan atau teladan yang dapat diikuti dan diwariskan kepada semua orang”. Pernyataan ini mengingatkan bahwa pentingnya
singkronisasi atau keseimbangan antara kata-kata dan perbuatan dan itulah yang
disebut integritas. Saya kira inilah hal yang sering diabaikan
oleh sebagian besar pemimpin di Indonesia.
Itulah sebabnya negara Indonesia mengalami krisis kepemimpinan dan krisis
kepercayaan dari masyarakat. Semua itu disebabkan oleh rendahnya rasa, cinta
dan pengabdian setiap pemimpin di Indonesia. Untuk itu, sangat dibutuhkan
pemimpin yang berani mengambil langkah besar, seorang pengagas yang tegas, dan
pemimpin yang berintegritas serta pemimpin yang rela melayani. Dengan demikian bangsa Indonesia setahap
demi setahap akan bangkit dari keterpurukannya yang
selama ini telah merendahkan dan melecehkan nilai-nilai kemanusiaan di
Indonesia.
No comments:
Post a Comment