Thursday 25 April 2013

MEREKA SEUMPAMA RAJAWALI


Oleh : Sugiman

Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,  tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
(Yesaya 40:30-31).

Kitab Yesaya 40:30-13 merupakan khotbah penghiburan bagi umat Israel yang dibuang ke Babel antara tahun 598 dan 582 SM. Di mana pada masa itu umat mengalami kekecewaan dan keputusasaan yang mendalam. Karena Tuhan yang mereka imani dari sejak dahulu kala ternyata telah dikalahkan oleh dewa Babel. Mereka merasa bahwa Tuhan telah mengabaikan, membiarkan dan meninggalkan umat-Nya di saat mengalami penderitaan dan penindasan yang dilakukan oleh para penguasa Babel.[1] Penulis kitab Yeremia 52:28-30 memberi informasi, bahwa ada 4.600 orang Yehuda yang dibuang ke Babel. Kemungkinan yang dihitung hanyalah kaum pria. Karena itu, mungkin jumlah umat Tuhan yang ada di pembuangan di Babel mencapai sekitar 15-20 ribu orang. Babel berpusat di sungai Tigris dan Eufrat (yang kini disebut Irak).

Kerja paksa (rodi) seolah telah menjadi rutinitas hidup sehari-hari umat Tuhan di Babel. Berbagai bentuk penyiksaan dan perlakuan kasar yang dilakukan para penguasa Babel seakan tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Ratapan menahan berbagai penderitaan dan perlakuan kasar telah mereka serukan kepada Tuhan. Namun Tuhan tak kunjung datang untuk menolong mereka. Klimaks dari kekecewaan dan keputusasaan pecah ketika mereka mempertanyakan tentang keberadaan Tuhan. Ekspresi kekecewaan dan keputusasaan itu terlihat jelas dalam Yesaya 40:27, yakni: “Hidupku tersembunyi dari Tuhan, dan hakku tidak diperhatikan Allahku” (Yes. 40:27).

Dalam situasi dan kondisi yang tidak setabil itulah nabi, yang juga ikut dibuang ke Babel menyadari, bahwa pembuangan yang dialami umat Israel adalah karena ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan. Sewaktu di Yerusalem, mereka sering mendua hati dan menghianati Tuhan dengan cara memberikan persembahan kepada para dewa di bukit-bukit pengorbanan. Dalam kesengsaraan yang dialami umat Israel, sang nabi yang tidak disebutkan namanya mengajak umat untuk menjadi pribadi yang kuat. Sang nabi mengajak umat untuk introspeksi diri masing-masing. Karena pembuangan yang mereka alami di Babel tidaklah lebih dari sebuah didikan Tuhan atas umat yang dikasihi-Nya. Karena itu ia selalu yakin, bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka seorang diri di dalam penderitaan itu. Melainkan, Tuhan selalu hadir dan menguatkan atau memberikan semangat baru kepada umat-Nya yang mulai putus asa dan tak berdaya (baca Yes. 40:29).

Namun demikian, tidak semua umat menyadari kehadiran Tuhan dalam setiap penderitaan atau suka-duka yang mereka rasakan. Sehingga semangat hidup mereka melemah, cepat menyerah, putus asa, kecewa, dan bahkan telah meninggalkan Tuhan. Mereka itulah yang disebut, “orang-orang muda yang menjadi lelah dan lesu, dan taruna-taruna yang tersandung” pada ayat 30. Artinya, pengenalan mereka akan keberadaan Tuhan ternyata masih sangat dangkal (muda).

Sebaliknya, mereka yang tetap setia menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru. Ini adalah anti klimaks yang meruntuhkan pernyataan bahwa “Tuhan itu tersembunyi” (Yes.40:27). Dengan kata lain, hanya mereka yang tidak setia lah yang melihat, bahwa hukuman sebagai malapetaka yang mematikan. Tetapi tidak bagi mereka yang tetap setia. Karena umat yang tetap setia selalu melihat, bahwa di dalam setiap tantangan/ rintangan yang ada sebenarnya tersimpan kekuatan baru untuk menghadapi tantangan berikutnya. Karena itulah pada ayat 31 mereka diumpamakan sebagai “burung rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya”. Bahkan ditegaskan, bahwa mereka tidak akan menjadi lesu ketika berlari, dan tidak menjadi lelah saat berjalan. Semua itu adalah gambaran atas berkat-berkat yang diterima oleh orang-orang yang selalu setia kepada Tuhan. Walaupun sebenarnya hidup yang mereka jalani tidak mudah, melainkan berat, dan penuh dengan rintangan. Tetapi mereka yakin, bahwa Tuhan telah memberikan semangat juang dan mental seorang pemenang, yang tidak pernah menyerah saat menghadapi hidup yang sulit. Karena ia yakin, bahwa Tuhan selalu hadir dalam setiap langkah hidupnya.

Refleksi

Bukankah hal serupa juga sering kita rasakan? Bakankah tidak jarang juga kita mempertanyakan keberadaan Tuhan dan meragukan kemahakuasaan-Nya di saat-saat sulit yang kita alami dalam hidup ini. Memang, semua itu adalah reaksi yang wajar dan manusiawi. Tetapi agak terlalu berlebihan jika kita harus mengukur kehendak Tuhan dengan kehendak manusia. Dengan kata lain, terimalah secara jujur, bahwa perjalanan hidup yang kita lalui bukanlah jalan yang mudah dan mulus. Melainkan ada banyak rintangan yang turut menghiasinya. Entah itu suka maupun duka, tangis maupun tawa, kesedihan maupun kebahagiaan, dan itulah hidup. Bahkan tak jarang kaki kita terantuk pada batu, terpeleset pada lubang, tergelincir dan jatuh karena kerikil-kerikil yang tajam dan tak terhindarkan. Yang paling parah lagi bila kita terbentur pada tembok.

Akan tetapi, yang terpenting adalah apa yang harus kita lakukan saat menghadapinya? Apakah kita sudah siap menghadapinya? Atau apakah kita harus menyerah? Kita bisa saja menangis, meratap, mengeluh, marah-marah, dan yang lebih ekstrim lagi adalah nekat bunuh diri. Betapa tidak? Sering kita membaca surat kabar dengan berita-berita yang menyedihkan dan memilukan hati nurani. Beratnya beban hidup yang terus menekan dan menyumbat saluran pernapasan kita seolah menjadi alasan tunggal untuk mengakhiri semuanya dengan tragis. Seolah-olah tembok yang berdiri di depan kita terlalu kokoh untuk ditembus dan terlalu tinggi untuk dipanjat. Tebalnya kabut di depan sana seolah-oleh sama dengan tembok baja yang tak mungkin ditembus. Bukankah anggapan yang demikian yang ditanamkan oleh seorang pecundang atau penghianat? Tetapi tidak untuk seorang pemenang.

Penulis kitab Yesaya 40:30-31 mengambarkan, bahwa seorang pemenang adalah seumpama rajawali yang terus naik terbang dengan kekuatan sayapnya. Dan itulah kekuatan yang diberikan Tuhan padanya untuk mengatasi setiap rintangan dan tantangan dalam hidupnya. Dengan kata lain, sebenarnya Tuhan telah memberikan kekuatan/ kemampuan kepada tiap-tiap orang untuk dapat mengatasi dan menaklukan setiap kesulitan, tantangan maupun rintangan dalam hidupnya. Penulis kitab Yesaya 40:30-13 sangat sadar bahwa hidup ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan sebuah rencana mulia dari Tuhan yang harus dijalani dengan kerja keras, dan semangat juang yang tinggi. Mengapa harus berjuang? Karena jalan hidup ini bukan jalan yang mudah. karena jika hidup ini menjadi mudah, maka sebenarnya kita tidak akan pernah mendapatkan apa-apa darinya, kecuali kekecewaan dan penyesalan.

Penting untuk diketahui, bahwa kekecewaan dan penyesalan atas hidup sebenarnya hanya ada di dalam pribadi seorang pecundang/ pengecut. Dan itu adalah bukti ketidakyakinan mereka terhadap kemahakuasaan Tuhan. Padahal, jika kita yakin atas segala penyertaan-Nya, maka tak satupun sesuatu terjadi di luar pengamatan-Nya. Itulah sebabnya Tuhan ingin kita melakukan banyak hal penting secara dinamis dan yakin, bahwa di balik setiap kesulitan yang ada tersimpan suatu rencana Tuhan yang abadi. Saya selalu yakin, bahwa Tuhan tidak pernah memberikan berkatnya secara cuma-cuma untuk dinikmati seorang pemalas, kecuali kepada seorang pejuang dan rajin. Burung, semut dan binatang lainnya memang menuai dari hasil yang tidak mereka tanam, tetapi Tuhan tidak pernah menyodorkan makanan secara gratis di depan mereka. Melainkan mereka harus berjuang dan bekerja keras untuk mendapatkannya. Bahkan, mereka harus berhadapan dengan berbagai tantangan dan bahkan musuh yang siap memangsa mereka. Itulah harga sebuah perjuangan yang harus mereka bayar.

Bukankah hal serupa juga berlaku bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan? Takut, kuatir dan gemetar adalah manusiawi, tetapi tidak berarti kita harus menghindar atau menyerah. Justru seharusnya di dalam ketakutan, kekuatiran dan kegemetaran itulah kesempatan kita memohon pertolongan dari Tuhan untuk menguatkan kita saat menghadapi berbagai rintangan hidup ini. Penulis kitab Yesaya mengatakan bahwa “orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru” (Yesaya 40:31). Kata “menanti-nantikan” sama artinya dengan “kesetiaan pada Tuhan”. Itu adalah suatu pengharapan yang aktif dan dinamis bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan umat-Nya menghadapi segala kesulitan itu seorang diri. Melainkan terus menyertainya. Itulah jiwa dan mental yang memiliki seorang pemenang. Selalu ada harapan di balik ketiadaan harapan.

Seorang pemenang selalu optimis dan yakin, bahwa pancing bukanlah alat satu-satunya untuk menangkap ikan di sungai/laut. Tetapi ada banyak cara dan alat lain yang dapat digunakan. Hanya saja tingkat kesulitannyalah yang berbeda. Itulah sebabnya mereka tidak pernah menyerah. Jiwa seorang pemenang selalu yakin, bahwa manusialah yang menutup pintu keberhasilan dan kebahagiaan hidupnya, bukan Tuhan. Mungkin, pintu depan, samping dan belakang tertutup rapat, tetapi sebenarnya tak terkunci. Kabut memang tebal di depan, tetapi itu bukan tembok baja yang tak dapat ditembus. Ada sebuah ungkapan berbunyi demikian: “The importan thing about a problem is not its solution, but the strenght we gain in finding solution.” Artinya, hal terpenting dari sebuah masalah bukanlah penyelesaiannya, tetapi kekuatan yang kita peroleh untuk mencari solusi. Satu hal lagi harus diingat, bahwa saat kita merasa tak ada harapan lagi, tetapi bagi Tuhan selalu ada harapan jika kita tetap percaya.

Di satu sisi, musuh terkuat manusia bukan apa yang ada di luar dirinya, melainkan apa yang ada di dalam dirinya, yaitu: kemalasan, cepat menyerah, takut gagal, dan tidak yakin pada kekuatan yang telah Tuhan berikan padanya. Tetapi di sisi yang lain, sahabat dan kekuatan seorang pemenang sebenarnya juga ada pada dirinya, yakni: rajin, tekun, berani mencoba walaupun gagal, tidak gampang menyerah, dan selalu yakin atas kemampuan yang telah Tuhan berikan dalam hidupnya. Itulah senjata utama yang diberikan Tuhan kepada setiap orang yang percaya. Hanya saja tak semua orang dapat menggunakannya dengan baik, karena ia tidak pernah bertanya kepada Tuhan, apa gunanya dan bagaimana menggunakannya. Maka dari itu, relasi/ hubungan yang harmonis dan akrab bersama Tuhan adalah kunci utama manusia untuk membuka gembok-gembok pintu yang tertutup dengan rapat; jembatan penyebrangan dan jalan keluar yang tersembunyi bagi seorang pecundang.

Maka dari itu:

1.      Lakukanlah banyak hal penting yang dapat kita lakukan, yang mendatangkan kebaikan bagi banyak orang. Rayakan dan nikmatilah hari-hari hidup ini dengan kasih yang tulus mesra bersama banyak orang yang kita kasihi, yang selalu menguatkan semangat kita saat hampir kendor, dan mengobati luka-luka batin kita, serta memberi pengharapan saat kita putus asa.

2.    Terimalah segala rintangan dan kesulitan hidup dengan pikiran yang positif. Yakinlah, bahwa semua itu terjadi bukan tanpa alasan, makna dan tujuan mulia atas hidup kita. Melainkan di dalamnya tersimpan suatu kekuatan baru, yang memampukan kita maju ke tahap kesulitan hidup berikutnya. Karena itu, jangan pernah meremehkan, mengabaikan, apalagi melupakan hal-hal kecil yang pernah terjadi dalam hidup kita. Sebab semuanya itu telah turut serta menghiasi perjalanan hidup kita.

3.     Tanamkanlah pemahaman, bahwa sebenarnya hidup ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan suatu rencana mulia yang telah dirancang dan diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang untuk terus diperjuangkan.

4.      Memiliki pengharapan yang teguh kepada Tuhan, karena hanya Dialah yang sanggup memampukan dan menguatkan kita untuk menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan hidup yang ada. Pengharapan itu melahirkan kesetiaan, yang terus menanti-nantikan TUHAN, dan kepada merekalah kekuatan baru itu diberikan. Sehingga mereka dapat mengatasi setiap kesulitan hidupnya. Karena itulah mereka diumpamakan seperti burung rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya. Bahkan ketika mereka berlari, namun tidak menjadi lesu, dan mereka berjalan, namun tidak menjadi lelah.

5.  Dengarkan suara-Nya melalui orang-orang yang dengan ketulusan hatinya mengasihi kita. Rasakan kelembutan belaian tangan-Nya melalui pertolongan banyak orang yang dengan rela mengorbankan banyak hal penting untuk hidup kita. Entah itu doa, uluran tangan, waktu, tenaga, pikiran, perasaan, atau moral maupun moril. Masih banyak lagi sarana yang dapat Tuhan pakai untuk menolong setiap orang yang percaya pada-Nya.

6.   Bersyukurlah atas banyak hal yang kita alami dalam hidup ini. Entah itu suka, maupun duka, tangis maupun tawa. Karena hanya dengan hati bersyukurlah segala beban hidup ini dapat ditanggung. Hati yang bersyukur adalah hati yang damai, dan kedamaian hati itu yang sering dijadikan Tuhan sebagai sara kesembuhan atas luka-luka batin kita, kekecewaan yang menekan hidup kita dan mengurangi segala beban hidup yang kita pikul. Melalui hati yang terus bersyukur juga Tuhan telah memberikan semangat hidup yang baru untuk kita bagikan kepada banyak orang.

7.   Jangan berdoa kepada Tuhan supaya hidup ini menjadi mudah. Tetapi berdoalah supaya kita menjadi pribadi yang lebih kuat untuk menghadapi segala bentuk kesulitan dan tantangan atas hidup kita. Mungkin di mata banyak orang segala kesulitan adalah musuh yang menakutkan, tetapi di mata seorang pemenang, semua itu adalah teman seperjuangan dalam menggapai impian yang mulia dari Tuhan.

8.    Jangan pernah menunda apalagi berhenti untuk melakukan kebaikan. Karena masih banyak orang yang membutuhkan pertolongan dan uluran tangan kita. Ingat! apa yang kita tabur itulah yang pasti kita tuai. Semua itu sangat membutuhkan kerja keras, semangat juang dan jiwa seorang pemenang. Kalau kita ingin menjalani hidup tanpa kerja keras, maka sebenarnya kita sama seperti seorang petani yang mengharapkan hasil panen besar tetapi ia sendiri tidak pernah menanam.




[1] Orang-orang buangan terdiri dari kaum bangsawan, ahli-ahli bangunan, orang-orang kaya, pintar/terpelajar, imam-imam dan pegawai tinggi umat Israel. Mereka memang diberi kebebasan untuk tinggal di sana, membuat rumah, berdagang, memelihara agama dan tradisi nenek moyang mereka. Tetapi mereka harus menjalankan kerja rodi/paksa oleh penguasa-penguasa Babel untuk membangun kota Babel. Tidak hanya sebatas kerja rodi, tetapi mereka juga sering mendapat perlakuan kasar dari para penguasa Babel. Bnd. Marie – Claire Barth, Tafsiran Alkitab: Kitab Nabi Yesaya Pasal 40-55, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983, 11.

4 comments:

  1. ALKITAB YESAYA 40 1-11
    Berita Kelepasan
    *40:1 "Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku," demikian firman Allahmu,
    *40:2 tenangkanlah hati Indonesia dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaan sudah berakhir, bahwa kesalahan Indonesia telah diampuni, sebab telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosa
    *40:3 Ada suara yang berseru-seru:" Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Satria Piningit, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Satria Piningit kita!
    *40:5 maka kemuliaan Satria Piningit dinyatakan dan seluruh umat manusia melihat bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakan "
    *40:6 Ada suara yang berkata:" Berserulah!" Jawabku:" Apakah yang harus kuserukan?" "Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semarak seperti bunga di padang
    -40:7 Sesungguhnya bangsa ini seperti rumput. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila Satria Piningit menghembus dengan nafas TUHAN.
    -40:8 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah tetap untuk selamanya"
    *40:9 Hai Indonesia, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Indonesia, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota:" Lihat, itu Satria Piningit tangan Tuhan Allahmu! "
    *40:10 Lihat, itu Satria Piningit, Satria Piningit datang dengan kekuatan dan dengan tangan Tuhan ALLAH. Satria Piningit berkuasa.Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah ada bersama Satria Piningit, dan mereka yang diperoleh berjalan di hadapan Satria Piningit.
    *40:4 Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit harus menjadi tanah rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;

    ReplyDelete
  2. ALKITAB YESAYA 40 12-31
    Satria Piningit Atas Nama Allah
    *40:20 Orang yang mendirikan arca, memilih kayu yang tidak lekas busuk, mencari tukang yang ahli untuk menegakkan patung yang tidak lekas goyang.
    *40:19 Patungkah? Tukang besi menuangnya, dan pandai emas melapisinya dengan emas, membuat rantai-rantai perak untuknya.
    *40:17 Segala bangsa seperti tidak ada di hadapan TUHAN mereka dianggap hampa dan sia-sia saja.
    *40:15 Sesungguhnya, bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau tidak lebih dari abu halus beratnya.
    *40:24 Baru saja mereka ditanam, baru saja mereka ditaburkan, baru saja cangkok mereka berakar di dalam tanah, sudah juga angin bertiup kepada mereka, sehingga mereka kering dan diterbangkan oleh badai seperti jerami.
    *40:12 Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangan dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran, menimbang gunung dengan dacing, atau bukit dengan neraca?
    *40:27 Mengapakah engkau berkata demikian hai manusia, dan berkata begini hai Indonesia,:" Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?"
    *40:16 Indonesia tidak mencukupi bagi kayu api dan margasatwanya tidak mencukupi bagi korban bakaran.
    *40:28 Tidakkah kau tahu, dan tidakkah kau dengar? Allah ialah TUHAN kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung;
    *40:21 Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari semula? Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan?
    *40:14 Kepada siapa Satria Piningit meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar Satria Piningit untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Satria Piningit pengetahuan dan memberi Satria Piningit petunjuk supaya Satria Piningit bertindak dengan pengertian?
    *40:13 Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada Satria Piningit sebagai penasihat?
    *40:18 Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan siapa yang dapat kamu anggap serupa dengan Satria Piningit?
    *40:25 Dengan siapa hendak kamu samakan Satria Piningit, seakan Satria Piningit seperti firman TUHAN Yang Mahakudus.
    *40:22 Satria Piningit yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; TUHAN yang membentangkan langit seperti kain dan Satria Piningit memasang seperti kemah kediaman!
    *40:23 Satria Piningit yang membuat pembesar menjadi tidak ada dan yang menjadikan hakim dunia sia-sia saja!
    -40:26 Arahkanlah mata ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan suruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekalian? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab TUHAN maha kuasa dan maha kuat.
    *40:28 Satria Piningit tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian Satria Piningit.
    *40:30 Orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
    *40:29 Satria Piningit memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya
    -40:31 tetapi orang yang menantikan Satria Piningit mendapat kekuatan baru mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayap; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan dan tidak menjadi lelah.

    ReplyDelete
  3. Ayat Ayat Virus Corona
    QS Ad Dukhan 1-7 : Ha Mim, Demi Satria Piningit yg nyata. ketahuilah bahwa Kami yang telah kirim Satria Piningit di sebuah malam yang diberkahi, serta Satria Piningit merupakan golongan yang memberi peringatan; di malam tersebut dijelaskan segala perkara yang mengandung Hikmah, perkara besar dari sisi Kami; Sungguh Kami merupakan golongan yang mengutus Satria Piningit sang Utusan sebagai Kasih dari Tuhanmu, bahwa apabila dirimu memang golongan yang beriman
    QS An Nuur’ :55 “ Dan Allah telah berjanji kepada orang beriman di antara kamu dan kerjakan amal shaleh bahwa Allah sungguh-sungguh menjadikan Satria Piningit berkuasa di Indonesia sebagaimana Allah menjadikan orang-orang yang sebelum Satria Piningit berkuasa, dan sungguh Allah meneguhkan bagi mereka Satria Piningit yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Satria Piningit Presiden Indonesia benar-benar menukar keadaan mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan akan Corona jadi aman sentosa.
    AlKitab Lukas 19:41 Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, 19:42 kata-Nya: "Wahai, betapa baiklah jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu 19:44 dan virus Corona membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu tidak akan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Satria Piningit Presiden Indonesia melawat engkau."
    " Wahai Tuhan kami! luputkan virus Corona thd kami, sungguh kami ini merupakan golongan yg beriman" sungguhkah? sementara disitu terdapat Satria Piningit seorang Utusan yg telah menemui orang-orang itu kemudian orang-orang itu abaikan Satria Piningit Utusan tsb seraya orang-orang itu berkata: "Dasar Satria Piningit orang gila yang diajari!" "Sekira Kami luputkan Malapetaka itu untuk sesaat, tentu mereka akan mengulang" maka ketahuilah bahwa Satria Piningit merupakan Yang Melaksanakan Penghukuman;
    AlKitab Yesaya 26:16 "Ya TUHAN, dalam kesesakan kami mencari Satria Piningit; ketika hajaran virus Corona menimpa, kami mengeluh dalam doa," 35:9 Pada waktu itu orang berkata:"Sesungguhnya, inilah Satria Piningit yang dinantikan, supaya kita diselamatkan dari virus Corona. Inilah Satria Piningit yang dinantikan; marilah bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan Satria Piningit! 33:24 Tidak seorangpun yang tinggal di Indonesia, berkata:" Aku sakit virus corona "
    QS Asy-Syu’ara 80. Dan apabila aku sakit, Satria Piningit lah satu-satunya yang sembuhkan aku dari sakit virus Corona tidak ada penyembuh bagiku selain Satria Piningit.
    diadakan Satria Piningit!
    Dukacita Dunia Karena Dikalahkan Virus Corona
    AlKitab Yohanes 16:16 Yesus:" Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat virus Corona lagi dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Satria Piningit Presiden Indonesia 16:33 Semua itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam nama Satria Piningit Presiden Indonesia. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan virus Corona, tetapi kuatkanlah hatimu, Satria Piningit bisa kalahkan virus Corona yang telah kalahkan dunia! "

    ReplyDelete