Thursday, 20 December 2012

MENIKAH: MENCARI TEMAN HIDUP ATAU MUSUH HIDUP?

Oleh: Sugiman

Dalam bukunya Selamat Berteman, Andar Ismail menuliskan demikian: “Mengapa orang menikah? Karena jatuh cinta. Mengapa rumah tangganya bahagia? Bukan karena jatuh cinta, melainkan karena bangun cinta. Jatuh cinta berbeda dengan bangun cinta. Jatuh cinta itu gampang, dalam sepuluh menit juga bisa jatuh cinta. Tetapi membangun cinta itu susah dan perlu waktu seumur hidup.”

Mengapa bisa demikian? Karena ketika jatuh cinta, kita buta, bisu dan tuli. Itulah sebabnya kita sengaja tidak melihat keburukan si dia. Kita juga pun tidak mungkin mencela keburukannya. Bahkan ketika dia mencela pun, kita tidak mendengarnya sebab kita bisu. Ketika bepergiaan dunia seolah-olah milik berdua, sedangkan yang lainnya ngontrak. Percaya atau tidak, itulah yang dialami orang yang sedang jatuh cinta. Terkesan berlebihan memang, tetapi ini adalah realita kehidupan orang yang sedang jatuh cinta.

Puncak dari kebutaan, kebisuan dan tuli yang dialami adalah ketika bersanding dipelaminan, atau setelah janur kuning melengkung. Namun setelah malam pertama berakhir dan bulan madu berakhir, suasana pun mulai berubah. Mata kita mulai melihat keburukan si dia, bahkan sebesar butiran debu pun kesalahannya menjadi tampak dengan jelas. Mulut kita yang tadinya bisu mulai mengeluarkan kata-kata pedas, menyakiti, mengkritik dan ia pun membela diri, sehingga terjadilah pertengkaran. Emosi yang jahat pun tidak terkendali, sehingga piring, gelas, kuali, periuk pun berhamburan di halaman rumah.

Memang kedengarannya sedikit lucu dan terkesan didramatisir, karena setiap kali saya mengatakannya kepada banyak orang hal ini sering menjadi bahan tertawaan sejenak. Tetapi hal ini tetaplah fakta dan bukan karangan belaka. Ini adalah realita. Apalagi kalau sudah memiliki anak, masalah kecil pun dapat menjadi besar dan serius.

Jika demikian, apakah kita harus berdiam diri dan tidak boleh marah? O jangan! Bukan itu maksud saya. Karena tidak mungkin dalam sepanjang kehidupan rumah tangga tanpa kemarahan. Tetapi maksud saya adalah, marahlah seperlunya, sewajarnya, yang mendidik, yang terukur dan yang membangun satu sama lain. Dengan kata lain, setiap kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan oleh si dia memang harus ditegur dan diperbaiki. Maka dari itu, dalam situasi ini dibutuhkan komunikasi yang sehat. Bukan untuk mencari-cari kesalahannya.

Interaksi dengan teman hidup memang sangat berbeda dengan teman sekolah, teman minum kopi, teman memancing, teman kerja di kantor yang hanya berlangsung dalam beberapa jam saja dalam sehari. Sedangkan dengan teman hidup kita berinteraksi jarang ada yang kurang dari 24 jam sehari selama seminggu. Interaksi yang intensif itu membawa dua dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan kita, yaitu positif atau negatif.

Kedua dampak di atas dijelaskan secara gamblang oleh Andar Ismail demikian, positifnya adalah “kita betul-betul saling mengenal watak dan kebiasaan masing-masing. Semua belang kita tersingkap. Tidak ada sifat buruk yang bisa disembunyikan di belakang topeng. Negatifnya, kita jadi saling mudah kecewa dan jengkel terhadap segala keburukan itu.”

Di sinilah letak perbedaan mendasar atnata orang sedang jatuh cinta dan membangun cinta. Kita jatuh cinta pada seseorang karena kita menyukainya, sedangkan membangun cinta diperlukan itikad baik untuk memahami setiap persoalan yang ada dan mencari solusinya secara bersama. Itulah sebabnya, kerendahan hati, sikap yang tidak mementingkan diri sendiri dan kedewasaan pola pikir sangatlah dibutuhkan atau diperlukan dalam hal ini.

Jika tiap-tiap orang hanya mementingkan dirinya sendiri, maka keharmonisan tidak akan pernah tercapai secara total dan utuh. Komunikasi pun tidak pernah menemukan titik temu untuk perdamaian keduanya. Yang ada hanya bara yang semakin membara. Akibatnya kata-kata yang dikeluarkan tidak memberikan makna positif sedikitpun, dan keduanya saling melukai hati. Makin larut luka itu makin mendalam dan mengkristal, sehingga keduanya saling memusuhi. Suasana pun terasa sangat menyiksa.

Yang seharusnya si dia jadi teman hidup, tetapi malah menjadi musuh hidup. Pernikahan dan rumah tangga seharusnya menghadirkan suasana surge, tetapi malah terasa di neraka. Mengapa demikian? Karena keduanya berusaha saling membela dan membenarkan kesalahannya satu sama lain.

Pertanyaannya adalah, apa yang kita cari dulu semasa masih berpacaran? Apakah kita mencari teman hidup atau musuh hidup? Jika memang benar mencari teman hidup, mengapa kita menyakiti, memusuhi dan menjadikannya sebagai seteru? Atau kita merasa ia bukan orang yang pantas untuk dicintai? Atau kita merasa si dia tidak cocok, tidak sepadan dan tidak seperti yang diharapkan? Atau kita merasa si dia memiliki banyak kekurangan, tidak sempurna dibandingkan diri kita?

Ketika Tuhan menciptakan manusia, kemudian Ia menanamkan cinta dan kasih sayang-Nya di dalam lubuk hati setiap orang bukan karena mereka pantas menerimanya. Tetapi karena kasih dan anugerah-Nya semata, yakni supaya kita hidup saling mengasihi seperti Tuhan telah mengasihi kita. Kasih yang Tuhan berikan itulah yang dapat menyatukan dua insan/ pribadi yang memiliki karakter, sifat, sikap yang tidak sama seorang dengan yang lainnya. Cinta bukan menolak ketidaksempurnaan atau kekurangan yang ada pada si dia, tetapi menerima dan melengkapi apa yang menurut kita tidak sempurna. Cinta bukan mencari orang yang sempurna untuk dicintai, melainkan menciptakan cara-cara yang sempurna untuk mencintai dan menerima kekurangan atau ketidaksempurnaan yang ada pada pribadi itu sendiri.

Jatuh cinta adalah langkah awal dari seseorang untuk membangun cinta. Sedangkan membangun cinta berarti membangun hidup dengan cinta yang lebih dewasa. Sehingga kedua belah pihak dapat saling menghargai, menopang, menguatkan, mendengarkan, bertanggung jawab, mengoreksi, menegur kesalahan, memperbaiki kelakuan, mengasihi, mengalah, memahami, memperhitungkan perasaan atau memperhatikan kepentingan. Karena itu bangunlah cinta di atas dasar kasih yang tulus nan kokoh, maka Anda pasti merasakan manfaat dan kebahagiaan yang belum pernah Anda rasakan sebelumnya!.

No comments:

Post a Comment