Saturday, 1 June 2013

DIPERSIAPKAN UNTUK MEMPERSIAPKAN



Oleh: Sugiman

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu” (Yohanes 14:12).

Kehebatan seorang pemimpin tidak terletak pada bagaimana ia dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya, serta mempertahankan posisinya sebagai pemimpin tunggal selama mungkin dan sedapat mungkin. Melainkan, bagaimana ia dapat memilih, melatih, membina dan mempersiapkan generasi penerus sebaik mungkin semasa kepemimpinannya. Dengan demikian, segala yang baik dan benar itu tidak berhenti sampai pada dirinya, melainkan terus berlanjut dan berkembang seiring perubahan zaman. Itulah roda kepemimpinan yang dijalankan Yesus selama hidup-Nya di dunia bersama murid-murid-Nya pada saat itu.

Peristiwa kenaikan Yesus ke surga sebenarnya mengingatkan kita akan suatu fase yang baru, tahap yang baru dan dengan pemimpin yang baru pula, yang sudah dimulai, yang harus terus dijalankan, tidak boleh berhenti dan harus dikembangkan secara terus-menerus. Dengan kata lain, bahwa pemilihan Yesus atas murid-murid-Nya, kemudian Ia hidup bersama-sama dengan mereka, melatih, membina dan mempersiapkan mereka untuk menjadi seorang pemimpin yang handal untuk meneruskan tongkat estafet kepemimpinan-Nya.

Jika kita perhatikan secara saksama, yaitu di mana seluruh kepemimpinan Yesus tidaklah ditandai bagaimana Ia harus mempertahankan posisi kepemimpinannya selama mungkin dan sedapat mungkin. Melainkan Ia telah mempersiapkan para murid-Nya untuk menjadi seorang pemimpin yang besar, yang handal, yang hebat, yang berhasil dan melakukan hal-hal yang lebih besar dari apa yang Yesus lakukan sebelumnya. Ini memperlihatkan kepada kita, bahwa kerinduan Yesus dalam kepemimpinan-Nya bukanlah supaya diri-Nya dapat dikenang sebagai pemimpin yang besar, yang hebat dan yang tidak ada duanya. Sebaliknya, Yesus menginginkan atau merindukan supaya para murid-Nya menjadi pemimpin yang melakukan hal-hal yang jauh lebih besar dari apa yang telah Ia lakukan bersama mereka.

Bukankah hal yang serupa juga yang telah diwariskan Yesus kepada kita sebagai umat pilihan-Nya? Yesus menginginkan kita, yang percaya kepada-Nya dan sebagai gereja-Nya supaya terus menerus berkarya, melanjutkan, mengembangkan dan mengerjakan tugas-tugas yang dipercayakan-Nya kepada kita. Kenaikan Yesus ke surga tidak hanya melambangkan kemenangan-Nya terhadap kuasa maut atau dosa manusia. Melainkan juga, melalui para murid-Nya, orang-orang yang telah dipilih-Nya dan telah menyaksikan hidup, pengajaran dan karya-Nya semasa di bumi adalah orang-orang yang sebenarnya telah dipersiapkan untuk menjadi generasi penerus tongkat estafet dari-Nya. Dengan kata lain, para murid dipilih adalah untuk dipersiapkan menjadi pemimpin besar dalam mengerjakan visi dan misi Tuhan.

Di samping mereka dipersiapkan untuk menjadi pemimpin besar, mereka juga harus senantiasa mempersiapkan generasi selanjutnya, yang nantinya dapat melanjutkannya kembali secara dinamis. Itulah sebabnya mereka (para murid-Nya) dipilih untuk dipersiapkan dan untuk mempersiapkan kembali generasi-generasi selanjutnya. Seorang pemimpin boleh saja berganti dan harus diganti, tetapi pekerjaan dalam tugas menghadirkan suasana surga, yang damai, adil, sejahtera, tak ada tangis bagi kehidupan umat manusia yang tidak boleh berhenti. Melainkan harus terus dilakukan, dikerjakan dan harus terus dikembangkan sesuai dan seturut dengan kehendak-Nya.

Dalam konteks itulah Yesus mengatakan “Sesungguhnya barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu”. Kata Yunani yang digunakan untuk arti “Sesungguhnya” adalah Amen yang berarti “iya, benar/ kebenaran”. Ini memperlihatkan, bahwa kata “Sesungguhnya” di atas menunjuk kepada kebenaran sejati yang ada di dalam diri Yesus. Artinya, sumber kebenaran sejati itu hanya ada pada Tuhan dan bukan pada manusia. Manusia hanya bisa hidup benar dan melakukan kebenaran jika ia benar-benar hidup percaya dan mengikut Tuhan.

Jika Tuhan adalah sumber utama dari kebenaran sejati itu, maka tak seorangpun yang berhak mengklaim bahwa hidupnya benar sementara ia tidak percaya dan mengikut Tuhan serta menerima segala konsekuensinya. Karena tak satupun kebenaran yang tanpa konsekuensi atau harga. Artinya, segala konsekuensi itulah yang dimaksudkan dengan harga yang mahal yang harus dibayar oleh seorang pengikut jalan Tuhan (kebenaran). Seharusnya dalam arti itulah kata “Amen” atau “Amin” dimaknai umat Kristen (pengikut Kristus). Maka dari itu, ketika seseorang mengatakan kata “Amen” atau “Amin” maka ia harus siap dan bersedia melakukan kebenaran atau hidup benar di hadapan Tuhan apapun konsekuensinya.

Yesus memilih kedua belas murid-Nya adalah untuk mempersiapkan mental dan membentuk karakter mereka menjadi pengikut, pewaris dan generasi penerus kepemimpinan-Nya. Bukankah kita sebagai umat Kristiani juga adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Kristus sebagaimana Ia memilih kedua belas murid-Nya. Dalam pilihan itu kita dipersiapkan untuk mengerjakan visi dan misi-Nya, dan mempersiapkan generasi penerus kita sebagai mana Kristus telah mempersiapkan kita. Dalam terang itulah kita dituntut untuk mencerminkan karakter, kepribadian dan kehidupan Kristus di dalam keseharian hidup kita.

Hidup sebagai pengikut Kristus berarti telah siap untuk dipersiapkan dan untuk mempersiapkan. Kedua belas murid yang dipilih-Nya adalah untuk dipersiapkan dan untuk mempersiapkan. Melalui merekalah (murid-murid-Nya) Kristus telah memilih para pengikut-Nya untuk dipersiapkan dan untuk mempersiapkan. Bukankah hal serupa juga berlaku bagi kita sebagai umat Kristiani saat ini? Kita adalah orang-orang yang telah dipilih Kristus untuk dipersiapkan dan untuk mempersiapkan.

Pertanyaannya adalah mempersiapkan apa? Yang jelas kita harus senantiasa mempersiapkan generasi penerus pembawa tongkat estafet yang telah diwariskan-Nya kepada para pengikut-Nya. Di dalam warisan-Nya itu tersirat makna kasih yang abadi, pengampunan, kebenaran, kedamaian, keadilan, dan nilai-nilai kerajaan surga lainnya yang tak boleh diabaikan. Mereka yang melakukan semuanya itulah yang dikatakan Yesus sebagai orang yang percaya kepada-Nya. Bahkan mereka akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari apa yang pernah dilakukan Yesus semasa Ia hidup sebagai manusia seutuhnya. Salah satu dari mereka itu adalah Anda. Anda dan saya adalah termasuk di antara sekian banyak pribadi yang dipersiapkan Kristus untuk mempersiapkan pribadi yang lainnya menjadi pelaku firman-Nya.

No comments:

Post a Comment