Oleh: Sugiman
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang
siapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku
lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu” (Yohanes 14:12).
Kehebatan seorang
pemimpin tidak terletak pada bagaimana ia dapat mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya, serta mempertahankan posisinya sebagai pemimpin tunggal selama
mungkin dan sedapat mungkin. Melainkan, bagaimana ia dapat memilih, melatih,
membina dan mempersiapkan generasi penerus sebaik mungkin semasa
kepemimpinannya. Dengan demikian, segala yang baik dan benar itu tidak berhenti
sampai pada dirinya, melainkan terus berlanjut dan berkembang seiring perubahan
zaman. Itulah roda kepemimpinan yang dijalankan Yesus selama hidup-Nya di dunia
bersama murid-murid-Nya pada saat itu.
Peristiwa kenaikan
Yesus ke surga sebenarnya mengingatkan kita akan suatu fase yang baru, tahap
yang baru dan dengan pemimpin yang baru pula, yang sudah dimulai, yang harus
terus dijalankan, tidak boleh berhenti dan harus dikembangkan secara
terus-menerus. Dengan kata lain, bahwa pemilihan Yesus atas murid-murid-Nya,
kemudian Ia hidup bersama-sama dengan mereka, melatih, membina dan
mempersiapkan mereka untuk menjadi seorang pemimpin yang handal untuk
meneruskan tongkat estafet kepemimpinan-Nya.
Jika kita perhatikan
secara saksama, yaitu di mana seluruh kepemimpinan Yesus tidaklah ditandai
bagaimana Ia harus mempertahankan posisi kepemimpinannya selama mungkin dan
sedapat mungkin. Melainkan Ia telah mempersiapkan para murid-Nya untuk menjadi
seorang pemimpin yang besar, yang handal, yang hebat, yang berhasil dan
melakukan hal-hal yang lebih besar dari apa yang Yesus lakukan sebelumnya. Ini
memperlihatkan kepada kita, bahwa kerinduan Yesus dalam kepemimpinan-Nya
bukanlah supaya diri-Nya dapat dikenang sebagai pemimpin yang besar, yang hebat
dan yang tidak ada duanya. Sebaliknya, Yesus menginginkan atau merindukan
supaya para murid-Nya menjadi pemimpin yang melakukan hal-hal yang jauh lebih
besar dari apa yang telah Ia lakukan bersama mereka.
Bukankah hal yang
serupa juga yang telah diwariskan Yesus kepada kita sebagai umat pilihan-Nya? Yesus
menginginkan kita, yang percaya kepada-Nya dan sebagai gereja-Nya supaya terus
menerus berkarya, melanjutkan, mengembangkan dan mengerjakan tugas-tugas yang
dipercayakan-Nya kepada kita. Kenaikan Yesus ke surga tidak hanya melambangkan
kemenangan-Nya terhadap kuasa maut atau dosa manusia. Melainkan juga, melalui
para murid-Nya, orang-orang yang telah dipilih-Nya dan telah menyaksikan hidup,
pengajaran dan karya-Nya semasa di bumi adalah orang-orang yang sebenarnya
telah dipersiapkan untuk menjadi generasi penerus tongkat estafet dari-Nya. Dengan
kata lain, para murid dipilih adalah untuk dipersiapkan menjadi pemimpin besar
dalam mengerjakan visi dan misi Tuhan.
Di samping mereka
dipersiapkan untuk menjadi pemimpin besar, mereka juga harus senantiasa
mempersiapkan generasi selanjutnya, yang nantinya dapat melanjutkannya kembali
secara dinamis. Itulah sebabnya mereka (para murid-Nya) dipilih untuk
dipersiapkan dan untuk mempersiapkan kembali generasi-generasi selanjutnya. Seorang
pemimpin boleh saja berganti dan harus diganti, tetapi pekerjaan dalam tugas
menghadirkan suasana surga, yang damai, adil, sejahtera, tak ada tangis bagi
kehidupan umat manusia yang tidak boleh berhenti. Melainkan harus terus
dilakukan, dikerjakan dan harus terus dikembangkan sesuai dan seturut dengan
kehendak-Nya.
Dalam konteks itulah
Yesus mengatakan “Sesungguhnya barang siapa
percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan,
bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu”. Kata Yunani
yang digunakan untuk arti “Sesungguhnya”
adalah Amen yang berarti “iya, benar/
kebenaran”. Ini memperlihatkan, bahwa kata “Sesungguhnya”
di atas menunjuk kepada kebenaran sejati yang ada di dalam diri Yesus. Artinya,
sumber kebenaran sejati itu hanya ada pada Tuhan dan bukan pada manusia.
Manusia hanya bisa hidup benar dan melakukan kebenaran jika ia benar-benar hidup
percaya dan mengikut Tuhan.
Jika Tuhan adalah
sumber utama dari kebenaran sejati itu, maka tak seorangpun yang berhak
mengklaim bahwa hidupnya benar sementara ia tidak percaya dan mengikut Tuhan
serta menerima segala konsekuensinya. Karena tak satupun kebenaran yang tanpa
konsekuensi atau harga. Artinya, segala konsekuensi itulah yang dimaksudkan
dengan harga yang mahal yang harus dibayar oleh seorang pengikut jalan Tuhan
(kebenaran). Seharusnya dalam arti itulah kata “Amen” atau “Amin” dimaknai
umat Kristen (pengikut Kristus). Maka dari itu, ketika seseorang mengatakan
kata “Amen” atau “Amin” maka ia harus siap dan bersedia melakukan kebenaran
atau hidup benar di hadapan Tuhan apapun konsekuensinya.
Yesus memilih kedua
belas murid-Nya adalah untuk mempersiapkan mental dan membentuk karakter mereka
menjadi pengikut, pewaris dan generasi penerus kepemimpinan-Nya. Bukankah kita
sebagai umat Kristiani juga adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Kristus
sebagaimana Ia memilih kedua belas murid-Nya. Dalam pilihan itu kita
dipersiapkan untuk mengerjakan visi dan misi-Nya, dan mempersiapkan generasi penerus
kita sebagai mana Kristus telah mempersiapkan kita. Dalam terang itulah kita
dituntut untuk mencerminkan karakter, kepribadian dan kehidupan Kristus di
dalam keseharian hidup kita.
Hidup sebagai
pengikut Kristus berarti telah siap untuk dipersiapkan dan untuk mempersiapkan.
Kedua belas murid yang dipilih-Nya adalah untuk dipersiapkan dan untuk
mempersiapkan. Melalui merekalah (murid-murid-Nya) Kristus telah memilih para
pengikut-Nya untuk dipersiapkan dan untuk mempersiapkan. Bukankah hal serupa
juga berlaku bagi kita sebagai umat Kristiani saat ini? Kita adalah orang-orang
yang telah dipilih Kristus untuk dipersiapkan dan untuk mempersiapkan.
Pertanyaannya adalah
mempersiapkan apa? Yang jelas kita harus senantiasa mempersiapkan generasi
penerus pembawa tongkat estafet yang telah diwariskan-Nya kepada para
pengikut-Nya. Di dalam warisan-Nya itu tersirat makna kasih yang abadi,
pengampunan, kebenaran, kedamaian, keadilan, dan nilai-nilai kerajaan surga
lainnya yang tak boleh diabaikan. Mereka yang melakukan semuanya itulah yang
dikatakan Yesus sebagai orang yang percaya kepada-Nya. Bahkan mereka akan melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari apa yang pernah dilakukan Yesus
semasa Ia hidup sebagai manusia seutuhnya. Salah satu dari mereka itu adalah
Anda. Anda dan saya adalah termasuk di antara sekian banyak pribadi yang
dipersiapkan Kristus untuk mempersiapkan pribadi yang lainnya menjadi pelaku
firman-Nya.
No comments:
Post a Comment