Oleh: Sugiman
"Pemimpin sejati melayani. Melayani orang-orang. Melayani minat terbaik mereka. Dalam memimpin, mereka tidak selalu bertindak populer, dan tidak juga selalu mengesankan. Tetapi pemimpin sejati selalu dimotivasi oleh kepedulian kasih dibandingkan hasrat kejayaan ribadi dan mereka pun bersedia membayar harganya"
-Eugene B. Habecker-
-Eugene B. Habecker-
Apakah Anda seorang pemimpin yang baik? Bagaimana dengan kepemimpinan yang telah Anda lakukan selama ini? Sejauh mana sebenarnya Anda telah memahami esensi kepemimpinan yang Anda jalankan selama ini?
Betapa seringnya seorang pemimpin menganggap bahwa anak buah adalah instrumen yang harus dikendalikan secara sepihak. Sampai-sampai ia lupa untuk mengendalikan dirinya.
Memimpin yang efektif bukanlah mengenai bagaimana memerintah anak buah. Karena jika setiap orang diberikan kesempatan untuk memerintah atau diberi kekuasaan. Maka semua orang pun pasti dapat melakukannya. Tetapi tidak semua orang dapat menjadi pemimpin yang melayani.
Memimpin yang efektif adalah sebuah seni melayani. Pemimpin yang memiliki banyak pengikut adalah pemimpin yang melayani. Walaupun ia sendiri tak akan terbebas dari ancaman orang-orang yang memusuhinya, yang berusaha menyingkirkannya. Tetapi itulah membedakannya dengan pemimpin lainnya.
Yesus mengajarkan kepada para muridNya dan terlebih kepada para pengikutNya yang telah mendunia sampai dengan hari ini mengatakan, bahwa “barang siapa ingin menjadi yang terbesar, maka harus menjadi seorang pelayan sejati bagi sesamanya”. (lih. Mat.18:4-5; Mrk.9:37; Luk.9:48). Inilah konsep kepemimpinan yang melayani yang diajarkan Yesus kepada para pengikutNya.
Pendapat senada juga pernah dikemukakan oleh seorang pakar kepemimpinan, yakni John C. Maxwell. Ia mengatakan, bahwa untuk menjadi orang besar, maka kita harus bersedia dengan sepenuh hati untuk menjadi yang paling kecil dan juga menjadi seorang pelayan bagi orang lain.
Jika kita ingin menjadi seorang pemimpin yang dirasakan atau memberi dampak positif bagi banyak orang, maka belajarlah menjadi seorang pelayan sejati dan tulus. Dengan kata lain, layanilah orang lain dengan melakukan apa yang kita minta lakukan pada orang lain. Bersedia menyingsingkan lengan baju kita untuk bekerja. Otomatis Anda akan menjadi contoh bagi karyawan atau pengikut Anda.
Jika Anda seorang pemimpin yang memiliki banyak karyawan, maka dengarkan aspirasi karyawan-karyawan Anda dan berempatilah pada mereka. Empati Anda akan menimbulkan rasa hormat mereka terhadap Anda, serta memberikan pertumbuhan pada diri Anda dan pengikut Anda. Artinya, jangan pernah menutup telinga untuk mereka selama mereka menjadi karyawan kita.
Selanjutnya, jadilah mentor yang baik mereka. Menjadi mentor berarti adalah bagaimana kita mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Menjadi mentor adalah menularkan hal-hal yang baik, yang dapat mereka bawa pulang untuk keluarga dan anak-anak mereka di rumah.
Jika karyawan atau bawahan Anda melakukan kesalahan atau kekeliruan, maka fokuslah pada solusi permasalahan dan kekuatan yang kita dapatkan untuk menemukan sebuah solusi, dan bukan pada kesalahan karyawan atau bawahan kita. Formulasikan rencana tindakan Anda untuk mengatasinya.
Seorang pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang memberi telinga terhadap aspirasi brilian banyak orang, serta bersedia mengulurkan tangan bagi mereka yang berada di bawah tekanan atau kesulitan yang disebabkan pihak lain. Jika Anda ingin menjadi pemimpin pada tingkat tertinggi, maka Anda harus dan wajib bersedia menjadi pemimpin yang melayani setiap orang dengan segala kerendahan hati. Karena itulah awal dari kepemimpinan yang melayani.
Salam, semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment