Oleh: Sugiman
Alkisah,
di sebuah desa kecil yang bernama Sarfat, yang terletak di pelabuhan kapal di
pantai laut Fenisia di Timur Tengah. Dalam kisah itu diceritakan mengenai
kehidupan seorang janda miskin bersama anak perempuannya, satu-satunya yang
masih berusia sangat muda. Namun tidak disebutkan berapa usia dari anaknya itu.
Mungkin usia anak itu sekitar 12 tahunan.
Yang
jelas dalam kisah tersebut, diceritakan, bahwa anaknya itu belum bisa bekerja
atau melakukan pekerjaan berat untuk menghidupi ibunya yang sudah hidup sekian
lama menjanda. Karena itu, sang anak hanya disuruh menunggu di sebuah gubuk
sederhana yang terletak di sebuah desa di Sarfat.
Dalam
kesehariannya diceritakan bahwa seorang janda ini bekerja sebagai petani gandum dan
mengumpulkan kayu api. Panasnya terik sinar matahari tidak pernah membuatnya
menyerah dan mengeluh dalam menjalani kehidupannya bersama anak sebatang karanya.
Seperti
yang kita ketahui, bahwa di daerah Timur Tengah adalah daerah yang sangat gersang,
tandus, kering kerontang dan berbatu-batu. Karena itu tidak banyak tumbuhan
yang bisa hidup bertahan lama di sana, kecuali tumbuhan-tumbuhan tertentu,
seperti tumbuhan kurma, kaktus dan sejenisnya.
Pada
suatu ketika terjadilah kemarau yang sangat hebat sehingga menyebabkan
kekeringan di mana-mana. Selama beberapa bulan di tahun itu tidak pernah turun
hujan di negeri itu. Akibatnya, tumbuh-tumbuhan banyak yang menjadi layu dan
mati karena tidak ada air. Bahkan dikatakan embun pagi pun tidak turun di tahun-tahun
itu.
Salah
seorang petani gandum yang gagal panen akibat kemarau yang berkepanjangan itu
adalah seorang janda yang disebutkan di atas. Sang janda menyadari bahwa persediaan
gandum yang dimilikinya sudah semakin menipis, dan bahkan banyak orang yang
hidup pada masa itu menjadi melarat dan meninggal dunia akibat kelaparan.
Selanjutnya,
dalam kisah kehidupan seorang janda di atas juga diceritakan, bahwa ia hanya
tinggal memiliki segenggam tepung gandum dan sedikit minyak yang akan digunakan
untuk membuat roti bundar. Maka dapat dibayangkan, yakni sebesar apa roti yang
akan dihasilkan dari segengam tepung itu. Tetapi itulah kenyataan hidup yang
sangat sulit, menyedihkan dan menyakitkan, yang dihadapi sang janda itu bersama
anak sebatang karanya.
Pada
saat sang janda sedang mencari beberapa potong kayu api untuk memasak segenggam
tepung menjadi sebuah roti bundar, yaitu demi menyambung hidup bersama anaknya.
Beberapa saat kemudian datanglah seorang laki-laki bernama Elia dari daerah
Tisbe – Gilead, yaitu daerah yang terletak di pegunungan di sebelah timur
Sungai Yordan.
Ketika
Elia melihat janda itu sedang mengumpulkan kayu api, ia berseru kepadanya dan
berkata: “Cobalah ambil bagiku sedikit
air dalam kendi supaya aku minum.” Ketika janda itu pergi mengambilnya,
Elia berseru lagi katanya: “Cobalah ambil
juga bagiku sepotong roti.”
Kemudian
janda itu menoleh ke arahnya dan berkata: “Demi
Tuhan Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun,
kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-bili. Dan
sekarang aku mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan
mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan
mati”.
Dari
kalimat di atas dengan jelas memperlihatkan, bahwa setelah mereka habis memakan
roti itu, maka tinggal menunggu hari kematian datang menjemput mereka. Karena
sudah tidak ada persediaan tepung, yang dapat dioleh menjadi roti. Sungguh ini
adalah situasi yang sangat mengerikan bagi kehidupan orang-orang saat itu,
termasuk keluarga si janda itu.
Selanjutnya,
yang lebih teragis lagi adalah, bahwa di dalam situasi yang sangat sulit itu,
Elia yang datang sebagai orang asing bagi seorang janda itu dengan enaknya
meminta sepotong roti kepadanya. Sudah sedikit, untuk dimakan berdua dengan
anaknya, kini diminta lagi oleh orang yang tidak mereka kenal sebelumnya.
Bahkan Elia meminta dibuatkan roti yang paling pertama, setelah itu baru anak
dan dirinya.
Akan
tetapi, si janda itu melakukan seperti yang dikatakan oleh Elia. Dikatakan,
bahwa janda itu mengolah segenggam gandum yang dimilikinya itu menjadi sebuah roti
bundar kecil. Kemudian tanpa merasa berat hati dan bersungut-sungut, melainkan
dengan hati yang tulus ikhlas, serta sukacita, janda itu memberikan sepotong
dari rotinya kepada Elia. Dan seketika itu juga tepung dalam tempayan
simpanannya itu tidak habis-habis dan minyak dalam buli-buli itu juga tidak
berkurang dalam jangka waktu tertentu hingga kebunnya menghasilkan gandum. Ini
menandakan bahwa ia dan bersama anak perempuannya satu-satunya terbebas dari
bencana kelaparan.
Kemudian,
janda beserta anaknya itu tertunduk diam seribu bahasa dan berlutut dengan muka
sampai ke tanah. Beberapa saat kemudian, dari lubuk hatinya yang terdalam ia
berkata lirih dan lembut: “Sungguh, Tuhan
sanggup melakukan banyak hal penting, yang dianggap mustahil bagi manusia,
tetapi bagi Dia tidak ada satupun yang mustahil”.
Refleksi:
Para
pembaca yang budiman, kisah di atas mengajarkan kepada bahwa jalani dan nikmatilah
kebahagiaan hidup ini dengan sesama, terlebih dengan orang-orang membutuhkan
pertolongan kita di dalam setiap situasi apapun. Cinta dan kasih sayang yang
tulus ikhalas harus menjadi kunci utama dalam menjalaninya.
Karena
itu, jangan pernah memandang sesama kita dengan sebelah mata, dan jangan pernah
menutup pintu hati nurani kita sampai mereka mati. Tetapi pandanglah mereka dengan
kedua bola mata kita, dan tataplah mereka dengan kasih yang tulus ikhlas, serta
sambut dan terimalah keberadaan mereka sebagai saluran berkat dari Tuhan untuk
kita.
Selanjutnya,
jangan pernah meragukan kemampuan Tuhan dalam setiap hidup kita! Karena Tuhan
sanggup melakukan banyak hal penting, yang daat mendatangkan kebaikan dalam setiap
hidup kita.
Ingat!!!
Tuhan tidak pernah menuntut dan memaksa kita untuk melakukan segala pekerjaan
yang tidak mungkin atau mustahil bagi kita, melainkan melakukan apa yang di
depan mata, yang mungkin dan dapat kita lakukan. Selebihnya, biarkanlah Tuhan
yang melakukan segala sesuatu yang kita anggap mustahil. Karena sebenarnya
Tuhan sangat peduli dengan setiap kehidupan orang yang selalu mengandalkan Dia
dalam hidupnya.
Oleh
sebab itu, mulai sekarang, lakukanlah banyak hal penting, yang mendatangkan
kebaikan bagi sesama dengan cara-cara hebat yang telah Tuhan berikan dan
tanamkan dalam setiap kehidupan manusia untuk kemuliaan-Nya.
Salam, semoga tulisan ini
bermanfaat!
http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/06/hai-pengantin-baru-sebelum-bercinta.html
ReplyDeletehttp://jutawandomino206.blogspot.com/2017/06/5-posisi-bercinta-untuk-wujudkan.html
http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/06/foto-hot-siswi-smp-berhubungan-badan.html
http://marimenujudomino206.blogspot.com/2017/06/kakek-bunuh-diri-di-apartemen.html
HALLO TEMAN-TEMAN YUK DAFTARKAN SEGERA DIDOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !
SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN TEMAN-TEMAN^_^
UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683 SILAHKAN DIADD YA:-)