Friday 18 May 2012

KEHILANGAN TAK BERARTI MERUGIKAN

Oleh: Sugiman

Sepasang kekasih sepakat untuk jalan-jalan menikmati sejuknya udara malam yang diselimuti kabut tipis. Kebosanan dengan suasana rumah kontrakan adalah menjadi alasan utama untuk sebuah perjalanan. Sekalipun sebenarnya itu bukan perjalanan jauh, melainkan hanya berjarak kira-kira seribu meter dari kontrakan. Apalagi ditempuh menggunakan sepeda motor hanya membutuhkan waktu sepuluh menit dengan gaya santai.

Mereka pun bergegas menuju sebuah tempat yang sebenarnya tidak sesepesial dan indahnya pemandangan di pantai atau di daerah pegunungan. Melainkan hanya duduk santai di atas sepeda motor di depan Alfa Midi, dekat pasar bersih di kawasan Cikarang Baru – Jababeka – Bekasi. Sambil berbincang-bincang tentang sesuatu yang sebenarnya tak penting-penting amat, sembari melihat keramaian dan megamat-amati tukang parkir yang begitu setia menjalankan tugasnya.

Dinginnya udara malam yang menusuk dan menembus pori-pori menandakan malam sudah agak larut dan sekaligus pertanda harus pulang dan beristirahat di rumah kontrakan. Sekalipun sebenarnya baru pulul 21.50. Sepasang kekasih ini pun pergi meninggalkan kerumunan orang banyak yang masih tertawa ria di depan Alfa Midi. Sembari menikmati perjalanan pulang, melewati jalan yang terdapat banyak polisi tidurnya dan jalan bebatuan disertai debu tanah kuning yang beterbangan karena hembusan angin sepoy-sepoy dan kendaraan yang lalu-lalang.

Setelah sampai di depan kontrakan, mereka masih sempat dengan asik ngobrol bersama tetangga sembari menikmati teh manis hangat buatan tetangga. Sambil tertawa ria tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 23.20. Mereka pun harus beristirahat karena kelopak mata sudah tak mampu dibuka dan dipaksakan. Kerumunan tetangga pun mulai berkurang, dan satu persatu mereka meninggalkan perbincangan pertanda malam sudah semakin larut. Karena besok pagi-pagi harus bangun mempersiapkan diri untuk memulai aktivitas sesuai profesi yang diemban dan ditekuni.

Pagi sudah terdengar suara: uduk……duduk…….., begitulah suara seorang ibu perkasa membawa bakul besar berisi nasi uduk dan gorengan tempe. Setiap pagi ia selalu berkeliling dari kontrakan yang satu ke kontrakan yang lain untuk menjajakan dagangan nasi uduknya. Singkat cerita aktivitas pun dimulai. Tetapi tidak begitu lama handphone berbunyi tanda ada yang menghubungi. Ternyata itu telepon dari sang kekasih yang akan pergi berbelanja sayuran, ia menanyakan tentang keberadaan dompet. Padahal waktu jalan-jalan malam yang telah lewat si dia yang membawa dompet, setelah dicari-cari tak juga ketemu pertanda bahwa dompet dengan isi sedikit uang, STNK motor, KTP dan SIM itu hilang, yaitu jatuh di jalanan sewaktu pergi menikmati indah dan sejuknya udara malam.

Kehilangan itu sedikit menyedihkan dan merugikan. Tetapi apa hendak dikata peristiwa itu telah terjadi. Tidak ada pihak yang harus dan perlu untuk disalahkan, karena toh tidak juga mengembalikan keadaan seperti semula. Tetapi akibat kejadian itu ada pelajaran penting, yang sangat berharga, yang didapatkan oleh kedua belah pihak, khususnya oleh sepasang kekasih itu. Sehingga keduanya semakin hati-hati dalam menyimpan barang-barang berharga supaya tidak mengulangi kesalahan dan minimal memperkecil celah kesempatan akan kehilangan lagi.

Setiap orang mungkin pernah mengalami kehilangan akan barang-barang yang dianggap sangat berharga menurut ukuran masing-masing orang. Tetapi pada saat yang bersamaan sebenarnya ia telah mendapatkan pelajaran berharga dari peristiwa itu. Karena itu, biarlah setiap orang bisa belajar dari kesalahan orang lain, terlebih dari kesalahan yang pernah kita alami secara langsung. Karena mungkin, belajar dari kesalahan dan pengalaman orang lain kita hanya mendapatkan 10%, tetapi jika kita belajar dari kesalahan atau kegagalan sendiri, kita mendapatkan 100%. Itulah pesan Darmadi Darmawangsa kepada setiap orang yang pernah mendengar dan membaca karyanya. Salam!

Semoga bermanfaat…       

No comments:

Post a Comment