Oleh: Sugiman
Melalui Abraham Allah turut berkarya, yaitu menjadikannya sebagai bapak
orang beriman yang dijadikan telatan dalam perkataan dan perbuatan. Melalui
Yusuf Allah turut berkarya sehingga umat-Nya tidak mati kelaparan. Melalui Musa
dan Harun Allah berkarya supaya umat Israel keluar dari penindasan di tanah Mesir. Melalui
kehadiran Yesus Kristus ke dalam dunia Allah berkarya supaya manusia memiliki
hidup dan keselamatan. Apakah hanya sebatas itu? Oh tentu tidak. Melalui
seorang tukang bangunan juga Allah ikut berkarya supaya si tukang bangunan
bekerja dengan baik, setia, bertanggung jawab dan mementingkan kualitas terbaik
demi kemuliaan Tuhan.
Demikian juga terhadap seorang pengajar Allah turut berkarya supaya
dapat mengajar dengan baik untuk diikuti. Selanjutnya terhadap seorang pelajar
Allah juga turut berkarya supaya belajar dan menggunakan kesempatan itu sebaik
mungkin, dengan demikian suatu saat nanti ia tidak menyesal. Bahkan setiap
orang masih bisa barnapas, bisa melihat matahari terbis, masih dipertemukan
dengan orang-orang yang ia kasihi juga adalah bukti Allah berkarya dalam hidup
manusia. Dan masih banyak lagi bukti-bukti karya nyata Allah dalam hidup
manusia yang walaupun tidak diakuinya secara jujur bahwa hasil terbaik yang
diperlihatkan adalah bukti Allah turut berkarya.
Allah yang selalu berkarya dalam hidup manusia telah menjadi bukti yang
permanen dan sekaligus meruntuhkan anggapan sebagian orang mungkin mengira
bahwa Allah adalah seorang raja yang sedang duduk di singgasana, (takhta atau
tempat duduk raja) yang berlapis emas dengan segala kemewahan dan keagungannya.
Tetapi alangkah terkecutnya jika orang yang pertama kali membaca Alkitab pada
halaman-halaman pertama melihat, bahwa Allah digambarkan sebagai tukang kebun,
yakni yang mengulurkan lengan dan melakukan semua pekerjaan-Nya dengan
tangan-Nya sendiri.
Jika Anda tidak yakin, maka saya akan menunjukan kepada Anda betapa
Allah itu adalah pekerja keras. Baiklah mari kita lihat halaman-halaman pertama
yang menggambarkan Allah sebagai tukang kebun dalam cerita penciptaan. Pertama
kita lihat dalam Kejadian 1:1-2:4a dan yang kedua terdapat dalam Kejadian
2:2b-25. Kedua sumber di atas sama-sama mengambarkan bahwa Allah itu sangat
sibuk bekerja atau berkarya. Di situ beberapa kali digunakan kata “bara”, yakni kata yang khas digunakan
untuk Allah. Dalam bahasa Inggrisnya diterjemahkan “create” yang berarti “menciptakan”.
Arti lebih dalam dari kata “bara”
adalah menciptakan segala sesuatu dengan tanpa bahan (tidak ada bahan), itu
sebabnya kata “bara” khusus untuk
Allah. Karena hanya Allah-lah yang bisa menciptakan segala sesuatu dengan tanpa
bahan. Berkali-kali dituliskan: “Berfirmanlah Allah, jadilah…” maka jadilah apa
yang disebut-Nya itu.
Namun pada pihak yang lain Allah juga digambarkan sebagai pencipta,
yakni yang menciptakan segala sesuatu melalui cara atau proses dari bahan yang
sudah ada. Hal itu sangat jelas diperlihatkan melalui penggunaan kata kerja “asah” dalam bahasa Inggrisnya diterjemahkan
dengan “to made, to do atau to make” (Kejadian 1:7, 16, 25, 26, 31
dan 2:2). Kata “asah” adalah sebuah
kata umum yang digunakan untuk seorang pekerja dengan bahan yang sudah ada dan
melalui suatu proses sebagaimana yang dilakukan oleh manusia. Selanjutnya dalam Injil Yohanes 5:17 Tuhan
Yesus lebih tegas mengatakan demikian: "Bapa-Ku bekerja sampai
sekarang, maka Aku pun bekerja juga.". Dalam bahasa Yunaninya digunakan dua kali kata kerja, yaitu “ergazetai” dan “ergazomai”, dan keduanya berasal dari akar kata yang sama, yaitu “ergazomai”. Ayat di atas dengan sangat
jelas memperlihatkan bahwa Allah tidak pernah berhenti berkarya di dalam hidup
manusia.
Demikianlah berita Alkitab mengatakan, bahwa Allah kita adalah Allah
yang mau berlelah dan bekerja atau berkarya atau Allah yang aktif. Selain itu
ada banyak lagi kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan karya Allah dalam
hidup manusia. Seperti: menolong, menyelamatkan, mengajar, mendidik, menghukum,
menopang, mengutus, menunjukan, menebus, menyinari, menguatkan, menumbuhkan,
menghidupkan, menyembuhkan, mengaruniakan, menggendong, melayani, memberkati,
memberi hidup dan seterusnya. Allah adalah adalah Allah yang berkarya atau
bekerja. Ia berkarya atau bekerja untuk kita. Bahkan sampai akhir halaman-halaman
Alkitab dicatatkan pekerjaan Allah. Dalam kitab Wahyu 21 dan 22 dicatatkan
bahwa Allah membangun sebuah kota , yang tentunya untuk manusia juga.
Refleksi
Jika Allah kita adalah Allah yang berkarya atau bekerja dalam hidup
manusia dan terus melakukannya demi manusia dan untuk manusia. Dia adalah Allah
yang rajin dan selalu memberikan yang terbaik bagi manusia. Tetapi mengapa kita
sering malas untuk berkarya dalam hidup ini, yakni mengerjakan semua pekerjaan
yang mendatangkan kebaikan bagi kita dan bagi semua orang. Mengerjakan semua
pekerjaan yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan semua orang adalah
sama halnya melakukan tugas dan tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepada
kita. Karena pada intinya, semua pekerjaan yang mendatangkan kebaikan dalam
hidup ini adalah pelayanan atau tugas mulia dari Tuhan untuk kita.
No comments:
Post a Comment