Thursday, 3 May 2012

MENGIKUTI JEJAK-NYA (Kejadian 1:1-2:25)

Oleh: Sugiman

Melalui Abraham Allah turut berkarya, yaitu menjadikannya sebagai bapak orang beriman yang dijadikan telatan dalam perkataan dan perbuatan. Melalui Yusuf Allah turut berkarya sehingga umat-Nya tidak mati kelaparan. Melalui Musa dan Harun Allah berkarya supaya umat Israel keluar dari penindasan di tanah Mesir. Melalui kehadiran Yesus Kristus ke dalam dunia Allah berkarya supaya manusia memiliki hidup dan keselamatan. Apakah hanya sebatas itu? Oh tentu tidak. Melalui seorang tukang bangunan juga Allah ikut berkarya supaya si tukang bangunan bekerja dengan baik, setia, bertanggung jawab dan mementingkan kualitas terbaik demi kemuliaan Tuhan.

Demikian juga terhadap seorang pengajar Allah turut berkarya supaya dapat mengajar dengan baik untuk diikuti. Selanjutnya terhadap seorang pelajar Allah juga turut berkarya supaya belajar dan menggunakan kesempatan itu sebaik mungkin, dengan demikian suatu saat nanti ia tidak menyesal. Bahkan setiap orang masih bisa barnapas, bisa melihat matahari terbis, masih dipertemukan dengan orang-orang yang ia kasihi juga adalah bukti Allah berkarya dalam hidup manusia. Dan masih banyak lagi bukti-bukti karya nyata Allah dalam hidup manusia yang walaupun tidak diakuinya secara jujur bahwa hasil terbaik yang diperlihatkan adalah bukti Allah turut berkarya.

Allah yang selalu berkarya dalam hidup manusia telah menjadi bukti yang permanen dan sekaligus meruntuhkan anggapan sebagian orang mungkin mengira bahwa Allah adalah seorang raja yang sedang duduk di singgasana, (takhta atau tempat duduk raja) yang berlapis emas dengan segala kemewahan dan keagungannya. Tetapi alangkah terkecutnya jika orang yang pertama kali membaca Alkitab pada halaman-halaman pertama melihat, bahwa Allah digambarkan sebagai tukang kebun, yakni yang mengulurkan lengan dan melakukan semua pekerjaan-Nya dengan tangan-Nya sendiri.

Jika Anda tidak yakin, maka saya akan menunjukan kepada Anda betapa Allah itu adalah pekerja keras. Baiklah mari kita lihat halaman-halaman pertama yang menggambarkan Allah sebagai tukang kebun dalam cerita penciptaan. Pertama kita lihat dalam Kejadian 1:1-2:4a dan yang kedua terdapat dalam Kejadian 2:2b-25. Kedua sumber di atas sama-sama mengambarkan bahwa Allah itu sangat sibuk bekerja atau berkarya. Di situ beberapa kali digunakan kata “bara”, yakni kata yang khas digunakan untuk Allah. Dalam bahasa Inggrisnya diterjemahkan createyang berarti “menciptakan”. Arti lebih dalam dari kata “bara” adalah menciptakan segala sesuatu dengan tanpa bahan (tidak ada bahan), itu sebabnya kata “bara” khusus untuk Allah. Karena hanya Allah-lah yang bisa menciptakan segala sesuatu dengan tanpa bahan. Berkali-kali dituliskan: “Berfirmanlah Allah, jadilah…” maka jadilah apa yang disebut-Nya itu.

Namun pada pihak yang lain Allah juga digambarkan sebagai pencipta, yakni yang menciptakan segala sesuatu melalui cara atau proses dari bahan yang sudah ada. Hal itu sangat jelas diperlihatkan melalui penggunaan kata kerja “asah” dalam bahasa Inggrisnya diterjemahkan dengan “to made, to do atau to make” (Kejadian 1:7, 16, 25, 26, 31 dan 2:2). Kata “asah” adalah sebuah kata umum yang digunakan untuk seorang pekerja dengan bahan yang sudah ada dan melalui suatu proses sebagaimana yang dilakukan oleh manusia.  Selanjutnya dalam Injil Yohanes 5:17 Tuhan Yesus lebih tegas mengatakan demikian: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.". Dalam bahasa Yunaninya digunakan dua kali kata kerja, yaitu “ergazetai” dan “ergazomai”, dan keduanya berasal dari akar kata yang sama, yaitu “ergazomai”. Ayat di atas dengan sangat jelas memperlihatkan bahwa Allah tidak pernah berhenti berkarya di dalam hidup manusia.

Demikianlah berita Alkitab mengatakan, bahwa Allah kita adalah Allah yang mau berlelah dan bekerja atau berkarya atau Allah yang aktif. Selain itu ada banyak lagi kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan karya Allah dalam hidup manusia. Seperti: menolong, menyelamatkan, mengajar, mendidik, menghukum, menopang, mengutus, menunjukan, menebus, menyinari, menguatkan, menumbuhkan, menghidupkan, menyembuhkan, mengaruniakan, menggendong, melayani, memberkati, memberi hidup dan seterusnya. Allah adalah adalah Allah yang berkarya atau bekerja. Ia berkarya atau bekerja untuk kita. Bahkan sampai akhir halaman-halaman Alkitab dicatatkan pekerjaan Allah. Dalam kitab Wahyu 21 dan 22 dicatatkan bahwa Allah membangun sebuah kota, yang tentunya untuk manusia juga.

Refleksi

Jika Allah kita adalah Allah yang berkarya atau bekerja dalam hidup manusia dan terus melakukannya demi manusia dan untuk manusia. Dia adalah Allah yang rajin dan selalu memberikan yang terbaik bagi manusia. Tetapi mengapa kita sering malas untuk berkarya dalam hidup ini, yakni mengerjakan semua pekerjaan yang mendatangkan kebaikan bagi kita dan bagi semua orang. Mengerjakan semua pekerjaan yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan semua orang adalah sama halnya melakukan tugas dan tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepada kita. Karena pada intinya, semua pekerjaan yang mendatangkan kebaikan dalam hidup ini adalah pelayanan atau tugas mulia dari Tuhan untuk kita.

No comments:

Post a Comment