Monday 20 February 2012

KASUS ANTASARI AZHAR BAK PHOTOSHOP


Oleh: Sugiman

Photoshop (software) merupakan perangkat lunak pengelola gambar yang paling diminati dan menjadi pilihan utama oleh sebagian besar para grafis desainer maupun pecinta seni mengolah gambar untuk menuangkan ide-ide mereka. Dalam photoshop terdapat pallet. Pallet berisi tentang informasi mengenai image (gambar) yang kita kerjakan, dan salah satu tool (alat) yang ada di dalam palletbox (kotak pallet) adalah layer. Layer memiliki fungsi yang sangat penting. Dengan layer kita bisa mengedit atau merekayasa foto tanpa menganggu foto yang ada di dalam layer lainnya. Foto yang dihasilkan pun hampir tidak bisa dibedakan dengan foto yang asli lainnya. Namun sebenarnya, bila kita perhatikan dengan teliti, itu adalah bukan foto yang dihasilkan secara langsung dari kamera, melainkan gabungan dua foto dengan pemandangan yang berbeda. Tetapi tidak semua orang dapat melihatnya, kecuali mereka yang tahu dan ahli di bidangnya.

Jika demikian, apa hubungannya antara kasus yang menimpa Antasari Azhar dan photoshop? Kasus Antasari Azhar memang menyimpan banyak kejanggalan atau pertanyaan yang belum terjawab dengan tuntas hingga saat ini. Sebaliknya, kejangalan-kejanggalan atau pertanyaan itu dibiarkan begitu saja. Paling tidak ada lima kejanggalan yang masih menyimpan misteri:
  1. Pelongsong peluru yang ditemukan di tempat kejadian tidak sesuai dengan peluru senjata sebenarnya.
  2. Bukti-bukti komunikasi antara Antasari Azhar dan N. Zungkarnain melalui SMS juga tidak diperlihatkan secara detail kepada publik. Bahkan hingga saat ini, SMS itu tidak ada pembuktian secara sah, yaitu apakah memang SMS itu benar-benar dari pelaku (Antasari Azhar) kepada korban (N. Zungkarnain) atau bukan.
  3. Seorang perempuan yang bernama Rani Juliani, yang dikatakan ada kaitannya dengan kasus di atas pun tidak pernah dihadirkan di depan publik atau di ruang sidang secara bersamaan.
  4. Penetapan Antasari Azhar sebagai tersangka, juga terkesan janggal, yaitu di mana “tersangka langsung diisolasi secara ketat atau dipendam suara kebenarannya”.
  5. Ketika kuasa hukum tersangka mengajukan banding kepada MA terkesan dipandang sebelah mata. Sehingga suara itu diabaikan begitu saja, dianggap seperti sampah.

Bertolak dari lima kejanggalan di atas, saya meragukan kebenaran hukum yang diberlakukan terhadap Antasari Azhar. Bahkan saya berpikir, bahwa jangan-jangan Antasari Azhar dijadikan korban politik oleh mereka yang takut kedudukannya terancam. Logikanya begini: Jika salah seorang tinggal atau hidup dilingkungan yang semua penduduknya adalah pencuri. Maka suara kebenaran di situ pasti tidak berharga sama sekali. Artinya, adalah sangat tidak mungkin satu orang benar dapat mengatakan, bahwa “semua tetanggaku adalah pencur”, sekalipun memang benar, bahwa semua tetangganya adalah pencuri. Contoh yang lain lagi: salah seorang waras yang tinggal dilingkungan orang-orang gila. Adalah sulit baginya untuk mengatakan, bahwa semua orang yang ada dikompleks perumahannya adalah tidak waras/ gila. Mungkin sebaliknya, yaitu yang waras, yang dikatakan orang gila oleh mereka yang tidak waras tersebut.

Bak seorang grafis desainer maupun pecinta seni mengolah gambar yang sangat ahli menggunakan Photoshop untuk mengedit atau merekayasa kebenaran demi mendapatkan sejumlah uang. Beberapa kejanggalan di atas bukan tidak dapat dijawab, tetapi mungkin mereka yang berhak untuk menjawabnya sedang berada dipikah kejahatan. Mereka rela menukar suara kebenaran, yang lahir dari hati nurani dengan sejumlah uang. Karena itu, tidak heran kejahatan merajalela, mendakwa, menekan, dan menindas kehidupan rakyat kecil yang lemah secara ekonomi, politik, dan lemah secara hukum. Jika Antasari saja bisa dicebloskan ke dalam penjara, apalagi rakyat kecil. Pasti semakin menjadi santapan lezat bagi para binatang. Demi sejumlah uang, mereka merela menghianati hati nurani yang dianugerahkan oleh Tuhan. Negara akan menjadi lebih baik dan sembuh dari lukanya, jika para pemimpinnya memiliki integritas dan itiket yang baik. Sebaliknya, negara akan runtuh dan sistemnya pasti hancur jika dipimpin oleh mereka yang gemar dan mencintai uang lebih dari manusia yang ada di dalam sebuah negara itu sendiri. 

No comments:

Post a Comment