Monday, 2 April 2012

KESEPIAN DI TENGAH KERAMAIAN

Oleh: Sugiman

Dalam batasan normal, alamiah, dan manusiawi, bahwa sebagian besar orang umumnya tidak menyukai hidup dalam kesendirian. Ia sangat membutuhkan kehadiran orang lain atau seorang sahabat atau lebih untuk menemaninya. Jika tidak, maka ia akan merasa tersiksa, waktu yang dilewati pun terasa lebih panjang, membosankan dan sangat melelahkan. Bahkan ia dapat mengalami stress berat hidup di dalam kesendirian. Itulah sebabnya, lebih suka dan mencintai hidup di tengah-tengah keramaian.

Dalam kasus di atas sangat mudah diatasi, yaitu ketika seseorang hidup seorang diri, maka ia tinggal mencari teman atau sahabat atau mencari tempat keramaian. Tetapi bagai mana dengan seseorang yang merasa hidup seorang diri di tengah-tengah keramaian? Hal ini biasanya dialami oleh mereka yang disakiti oleh kehidupan. Dia menjadi korban penolakan, kehilangan, luka atau karena nasib buruk yang menimpanya, seperti ditinggalkan selama-lamanya oleh orang-orang yang sangat ia kasihi. Sangat menyiksa, membosankan dan melelahkan. Senyuman dan tawa banyak orang bagaikan ejekan yang sangat melukai. Ia merasa ditertawakan, merasa tidak dipedulikan oleh sesamanya, merasa dibiarkan menanggung luka batin seorang diri, dan bahkan ia merasa ditinggalkan oleh Tuhan.

Merasa seorang diri di tengah-tengah keramaian adalah salah satu masalah yang tidak dapat dihindari dalam hidup ini, bahkan perasaan itu dapat berakibat fatal bagi mereka yang mengalaminya. Bukan tidak mungkin ia akan menyiksa dirinya, dan bahkan menghilangkan kehidupannya sendiri dari dunia yang dianggapnya telah menyiksa dan menganiayanya. Apakah Anda termasuk salah satu dari mereka yang merasa seorang diri di tengah-tengah keramaian? Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal  yang menakutkan, mengesalkan, membosankan, melelahkan, dan bahkan menjadi simbol  kesedihan terdalam dan kematian. Namun, jika kita mau berkorban, yaitu memaksa diri untuk membuka pikiran, melihat jauh ke depan, yakni melihat, bahwa masih ada ruangan besar untuk tempat kita bernapas, menghirup udara segar, sehingga kita memiliki tenaga untuk mendobrak pintu dan keluar dari perasaan bersalah itu, maka kita pasti menemukan kemerdekaan dan kebebasan itu.

Tetapi sayang, bahwa tidak semua orang dapat melihat ruangan itu. Tidak semua orang bisa melihat jauh ke depan dan rela memulai hidup yang baru atau mulai dari awal. Sehingga ia tetap terkurung dalam ruangan yang gelap itu, ia akan terus merasa sendirian, dan terus memikul beban perasaan yang berat itu. Jika ia tetap memikulnya dan tidak berani berkorban demi sebuah kemerdekaan atau kebebasan dari perasaan seorang diri itu, maka tidak menutup kemungkinan, bahwa ada saat-saat tertentu di mana ia sudah tidak mampu memikulnya, maka ia memilih jalan pintas dan mengakhiri hidupnya. itulah sebabnya, sebagian besar orang memandang, bahwa merasakan kesendirian di tengah-tengah keramaian sebagai sesuatu yang mematikan. Padahal sebenarnya jika saja seseorang berani berkorban dan mengeluarkan dirinya dari tempat gelap itu, maka ia pasti mengatakan, bahwa kesendirian itu tidak selalu mematikan.

Dari penjelasan di atas memperlihatkan, bahwa kesendirian itu dapat memiliki dua makna: Pertama, kesendirian yang berhubungan dengan fisik yang sebenarnya, yaitu ia berdiri seorang diri, tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua, kesendirian yang menyangkut perasaan semata. Dari keduanya itu, masalah yang paling berat dan jarang terpikul oleh banyak orang adalah kesendirian yang menyangkut perasaan. Artinya, perasaan seorang diri menguasai ruangan besar hingga menggelapkan mata hati, sehingga ia akan merasa tidak ada ruangan lagi untuk bernapas dan tidak ada harapan lagi di depan sana. Mungkin Anda pernah mengalami hal serupa, atau rekan kerja Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau pacar Anda dan lain sebagainya. Tetapi, satu hal yang perlu Anda dan saya ingat adalah, kesendirian dalam arti apapun sebenarnya bukanlah masalah jika kita mampu mengelolanya dengan baik, berani berkorban untuk kesakitan sementara, yakni memaksakan diri untuk keluar dari ruangan gelap itu, berusaha memfokuskan pandangan ke masa depan yang lebih baik, dan melihat Tuhan berdiri di samping kita, Dia memegang tangan kita serta mengangkat kita dengan tangannya sendiri hingga kita berdiri dengan tegap kembali.

Ingat! Anda hidup di dunia ini tidak seorang diri, tetapi ada banyak orang yang peduli dengan Anda, mereka merasakan penderitaan yang anda rasakan, dan bahkan ada orang yang memikul beban yang sangat berat dari beban yang Anda pikul. Namun mereka tetap bisa tersenyum dan menjalani hidup ini dengan adil, jujur dan benar. Mereka mengelola perasaan secara bijaksana dan tetap setia melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan sesama. Setidaknya, Anda menyadari, bahwa itulah kemampuan, kekuatan dan tenaga yang Tuhan kepada setiap orang.

Jika demikian, bagaimana caranya untuk mengelola perasaan kesendirian, supaya lebih bermakna dan mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan semua orang? Ada beberapa hal yang dapat menolong Anda dan saya keluar dari kesendirian, kesepian, dan keluar dari ruangan gelap itu, yaitu:

a.      Dekatkanlah diri Anda kepada Yang Maha Kuasa! Imani Dia, dan serahkan harapan hidup Anda dalam kebenaran-Nya, serta menjalani kehidupan ini bersama Tuhan sebagai saksi kita, karena Dia sangat mempedulikan setiap bagian dalam kehidupan kita, bahkan bagian-bagian yang tidak dilihat orang lain. Artinya, ada bagian-bagian yang tidak terjangkau oleh kemampuan manusia, tetapi Tuhan sanggup menjangkaunya. Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakikat dan eksistensi Anda dan saya di dunia. Semakin keyakinan Anda dan saya kuat, maka akan semakin kokoh kemampuan Anda dalam mengarungi liku-liku jalan kehidupan, dengan segala situasinya. Intinya, jangan biarkan diri Anda terjebak dalam kesendirian dengan suasana “hati yang negatif”, serta membiarkannya berlarut-larut, hingga membuat Anda terhimpit dan putus asa.

b.      Carilah kesibukan dengan melakukan berbagai aktivitas positif yang sangat Anda sukai! Misalnya, dengan membaca, menulis, olahraga, menyanyi, berinteraksi dengan orang lain dan sebagainya. Artinya, apapun aktivitas Anda, tetap tidak keluar dari rel yang telah Dia tentukan. Dengan melakukan berbagai kesibukan yang Anda sukai, maka kesendirian akan terasa lebih menyenangkan, terasa ringan, dan lebih berarti.

c.       Ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi impian Anda dan yang belum sempat dilakukan. Anda bisa membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman dulu, buku-buku, dan lain sebagainya. Percayalah, cara ini akan menyadarkan Anda akan sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya. Artinya, Anda harus membutuhkan banyak waktu dan memanfaatkannya seefektif mungkin guna mewujudkan impian itu satu persatu, sekalipun semuanya tidak terwujud. Tetapi setidaknya Anda telah melakukan yang terbaik dan bukan sebaliknya. Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi menyenangkan?

d.      Selanjutnya, buatlah daftar sebanyak mungkin tentang keinginan yang ingin Anda wujudkan selagi masih hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali keinginan “gila” saat Anda masih kecil! Atau mimpi-mimpi lain yang belum terlaksanakan! Saat itu, Anda akan sadar, ternyata banyak sekali hal penting yang harus Anda kerjakan secara sabar, setahap demi setahap untuk mewujudkannya. Untuk itu, Anda dan saya sangat membutuhkan pertolongan dari Tuhan, karena Dia sangat peduli dengan kehidupan Anda dan saya.

e.       Yang terakhir adalah, sadarilah bahwa Anda tidak sendiri mengalaminya, dan Anda juga tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi ada banyak orang lain, yang sangat peduli dengan Anda. Mereka itu adalah utusan-utusan Tuhan untuk menjadi sahabat karib Anda, teman berbagi Anda saat mengalami kekecewaan dan kesendirian dalam hidup ini. Jika Anda benar-benar mau membuka kedua mata, maka sebenarnya kita tidak pernah benar-benar hidup dan berjalan sendiri. Tetapi ada orang lain di sekitar kita yang telah Tuhan utus untuk menjadi teman curhat dan sahabat baik. Artinya, yang pasti selalu ada orang yang bisa Anda jadikan teman dan sahabat untuk di ajak bicara. Tanpa disadari atau tidak, kehadiran mereka adalah karena Tuhan mengasihi Anda dan saya.

Jika Anda mau terbuka, dalam kesendirian Anda bisa merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian Anda bisa menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian, dan memaksimalkan potensi yang Anda miliki. Tanpa disadari atau tidak, bahwa itulah bakat yang Tuhan anugerahkan kepada setiap orang, dan apa yang Anda hasilkan dari bakat itu adalah hadiah Anda untuk Tuhan. Artinya, setiap langkah kehidupan Anda sehari-sehari, yang dijalankan secara positif adalah sangatlah berarti jika Anda dan saya menyadarinya.

Belajar konsisten, jujur, dan ikhalas serta penuh kerendahan hati terhadap keunggulan-keunggulan yang Anda miliki adalah kekuatan baru yang membuat hidup Anda lebih bahagia dan berarti. Dengan kata lain, sanjunglah tinggi-tinggi keunggulan yang ada pada diri Anda dan berikan kualitas kepada dunia yang berusaha memojokan, membawa engkau kepada kesendirian. Dengan demikian, Anda akan merasakan secara sadar bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan setiap otang yang menaruh harap pada-Nya. Tetapi jangan terjebak pada kesombongan dan ego yang sering Anda temukan di keramaian. Karena, tidak bisa dipungkiri, bahwa kesendirian bisa datang kapan saja, di mana saja, kepada siapa saja, termasuk kepada Anda dan saya. Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini Anda sedang dilanda “kesepian” meskipun di tengah keramaian, maka itu berarti Anda harus ingat, bahwa Anda tidak seorang diri merasakannya. Tetapi ada banyak orang yang merasakannya, dan bahkan lebih berat dari apa yang Anda rasakan saat ini. Karena itu, kelolalah perasaan Anda dengan baik, sebijaksana mungkin dan buatlah suasana kesendirian itu menjadi surga bagi yang putus asa dan disakiti oleh kehidupan. Dengan demikian hidup kita lebih terarah dan bermakna.

No comments:

Post a Comment