Oleh: Sugiman
Dalam batasan normal, alamiah, dan manusiawi, bahwa sebagian
besar orang umumnya tidak menyukai hidup dalam kesendirian. Ia sangat
membutuhkan kehadiran orang lain atau seorang sahabat atau lebih untuk
menemaninya. Jika tidak, maka ia akan merasa tersiksa, waktu yang dilewati pun terasa
lebih panjang, membosankan dan sangat melelahkan. Bahkan ia dapat mengalami
stress berat hidup di dalam kesendirian. Itulah sebabnya, lebih suka dan mencintai
hidup di tengah-tengah keramaian.
Dalam kasus di atas sangat mudah diatasi, yaitu ketika
seseorang hidup seorang diri, maka ia tinggal mencari teman atau sahabat atau
mencari tempat keramaian. Tetapi bagai mana dengan seseorang yang merasa hidup
seorang diri di tengah-tengah keramaian? Hal ini biasanya dialami oleh mereka
yang disakiti oleh kehidupan. Dia menjadi korban penolakan, kehilangan, luka
atau karena nasib buruk yang menimpanya, seperti ditinggalkan selama-lamanya
oleh orang-orang yang sangat ia kasihi. Sangat menyiksa, membosankan dan
melelahkan. Senyuman dan tawa banyak orang bagaikan ejekan yang sangat melukai.
Ia merasa ditertawakan, merasa tidak dipedulikan oleh sesamanya, merasa
dibiarkan menanggung luka batin seorang diri, dan bahkan ia merasa ditinggalkan
oleh Tuhan.
Merasa seorang diri di tengah-tengah keramaian adalah
salah satu masalah yang tidak dapat dihindari dalam hidup ini, bahkan perasaan
itu dapat berakibat fatal bagi mereka yang mengalaminya. Bukan tidak mungkin ia
akan menyiksa dirinya, dan bahkan menghilangkan kehidupannya sendiri dari dunia
yang dianggapnya telah menyiksa dan menganiayanya. Apakah Anda termasuk salah
satu dari mereka yang merasa seorang diri di tengah-tengah keramaian? Memang,
kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal yang menakutkan, mengesalkan,
membosankan, melelahkan, dan bahkan menjadi simbol kesedihan terdalam dan kematian.
Namun, jika kita mau berkorban, yaitu memaksa diri untuk membuka pikiran, melihat jauh ke depan, yakni melihat, bahwa
masih ada ruangan besar untuk tempat kita bernapas, menghirup udara segar,
sehingga kita memiliki tenaga untuk mendobrak pintu dan keluar dari perasaan
bersalah itu, maka kita pasti menemukan kemerdekaan dan kebebasan itu.
Tetapi sayang, bahwa tidak semua orang dapat melihat
ruangan itu. Tidak semua orang bisa melihat jauh ke depan dan rela memulai
hidup yang baru atau mulai dari awal. Sehingga ia tetap terkurung dalam ruangan
yang gelap itu, ia akan terus merasa sendirian, dan terus memikul beban perasaan
yang berat itu. Jika ia tetap memikulnya dan tidak berani berkorban demi sebuah
kemerdekaan atau kebebasan dari perasaan seorang diri itu, maka tidak menutup
kemungkinan, bahwa ada saat-saat tertentu di mana ia sudah tidak mampu
memikulnya, maka ia memilih jalan pintas dan mengakhiri hidupnya. itulah
sebabnya, sebagian besar orang memandang, bahwa merasakan kesendirian di
tengah-tengah keramaian sebagai sesuatu yang mematikan. Padahal sebenarnya jika
saja seseorang berani berkorban dan mengeluarkan dirinya dari tempat gelap itu,
maka ia pasti mengatakan, bahwa kesendirian itu tidak selalu mematikan.
Dari penjelasan di atas memperlihatkan, bahwa kesendirian
itu dapat memiliki dua makna: Pertama, kesendirian yang berhubungan dengan
fisik yang sebenarnya, yaitu ia berdiri seorang diri, tanpa ada orang di sekitarnya.
Kedua, kesendirian yang menyangkut perasaan semata. Dari keduanya itu, masalah
yang paling berat dan jarang terpikul oleh banyak orang adalah kesendirian yang
menyangkut perasaan. Artinya, perasaan seorang diri menguasai ruangan besar
hingga menggelapkan mata hati, sehingga ia akan merasa tidak ada ruangan lagi
untuk bernapas dan tidak ada harapan lagi di depan sana. Mungkin Anda pernah
mengalami hal serupa, atau rekan kerja Anda, sahabat Anda,
keluarga Anda, atau pacar Anda dan lain sebagainya.
Tetapi, satu hal yang perlu Anda dan saya ingat adalah, kesendirian dalam arti
apapun sebenarnya bukanlah masalah jika kita mampu mengelolanya dengan baik, berani berkorban untuk kesakitan sementara,
yakni memaksakan diri untuk keluar dari ruangan gelap itu, berusaha memfokuskan
pandangan ke masa depan yang lebih baik, dan melihat Tuhan berdiri di samping
kita, Dia memegang tangan kita serta mengangkat kita dengan tangannya sendiri
hingga kita berdiri dengan tegap kembali.
Ingat! Anda hidup di dunia ini tidak seorang diri, tetapi
ada banyak orang yang peduli dengan Anda, mereka merasakan penderitaan yang
anda rasakan, dan bahkan ada orang yang memikul beban yang sangat berat dari
beban yang Anda pikul. Namun mereka tetap bisa tersenyum dan menjalani hidup
ini dengan adil, jujur dan benar. Mereka mengelola perasaan secara bijaksana
dan tetap setia melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan kebaikan bagi diri
sendiri dan sesama. Setidaknya, Anda menyadari, bahwa itulah kemampuan,
kekuatan dan tenaga yang Tuhan kepada setiap orang.
Jika demikian, bagaimana caranya untuk mengelola perasaan
kesendirian, supaya lebih bermakna dan mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri
dan semua orang? Ada beberapa hal yang dapat menolong Anda dan saya keluar dari
kesendirian, kesepian, dan keluar dari ruangan gelap itu, yaitu:
a.
Dekatkanlah diri
Anda kepada Yang Maha Kuasa! Imani Dia, dan serahkan harapan hidup Anda dalam
kebenaran-Nya, serta menjalani kehidupan ini bersama Tuhan sebagai saksi kita,
karena Dia sangat mempedulikan setiap bagian dalam kehidupan kita, bahkan
bagian-bagian yang tidak dilihat orang lain. Artinya, ada bagian-bagian yang
tidak terjangkau oleh kemampuan manusia, tetapi Tuhan sanggup menjangkaunya. Kesendirian
ini akan semakin menyadarkan hakikat dan
eksistensi Anda dan saya di dunia. Semakin keyakinan Anda dan saya kuat,
maka akan semakin kokoh kemampuan Anda dalam mengarungi liku-liku jalan kehidupan, dengan segala situasinya. Intinya,
jangan biarkan diri Anda terjebak dalam kesendirian dengan suasana “hati yang negatif”,
serta membiarkannya berlarut-larut, hingga membuat Anda terhimpit dan putus
asa.
b.
Carilah
kesibukan dengan melakukan berbagai aktivitas positif yang sangat Anda sukai! Misalnya, dengan
membaca, menulis, olahraga,
menyanyi, berinteraksi dengan orang lain dan sebagainya. Artinya, apapun aktivitas
Anda, tetap tidak keluar dari rel yang telah Dia tentukan. Dengan melakukan
berbagai kesibukan yang Anda sukai, maka kesendirian akan terasa lebih menyenangkan, terasa ringan, dan lebih
berarti.
c.
Ingat-ingat
kembali hal-hal yang menjadi impian
Anda dan yang belum sempat dilakukan. Anda bisa membuka agenda-agenda pribadi,
foto-foto jaman dulu, buku-buku,
dan lain sebagainya. Percayalah, cara ini akan menyadarkan Anda akan sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya. Artinya, Anda harus membutuhkan banyak waktu
dan memanfaatkannya seefektif mungkin guna mewujudkan impian itu satu persatu,
sekalipun semuanya tidak terwujud. Tetapi setidaknya Anda telah melakukan yang
terbaik dan bukan sebaliknya. Kalau sudah begini, bukankah kesendirian
itu jadi menyenangkan?
d.
Selanjutnya, buatlah
daftar sebanyak mungkin tentang keinginan
yang ingin Anda wujudkan selagi masih hidup.
Mungkin dengan cara menuliskan kembali keinginan
“gila” saat Anda masih kecil! Atau mimpi-mimpi lain yang belum terlaksanakan! Saat
itu, Anda akan sadar, ternyata banyak sekali hal
penting yang harus Anda kerjakan secara sabar, setahap demi setahap untuk
mewujudkannya. Untuk itu, Anda dan saya sangat membutuhkan pertolongan dari Tuhan,
karena Dia sangat peduli dengan kehidupan Anda dan saya.
e.
Yang terakhir
adalah, sadarilah bahwa Anda tidak sendiri mengalaminya, dan Anda juga tidak
hidup sendiri di dunia ini, tetapi ada banyak orang lain, yang sangat peduli
dengan Anda. Mereka itu adalah utusan-utusan Tuhan untuk menjadi sahabat karib
Anda, teman berbagi Anda saat mengalami kekecewaan dan kesendirian dalam hidup
ini. Jika Anda benar-benar mau membuka kedua mata, maka sebenarnya kita tidak pernah benar-benar hidup dan berjalan sendiri.
Tetapi ada orang lain di sekitar kita
yang telah Tuhan utus untuk menjadi teman curhat dan sahabat baik. Artinya, yang pasti selalu ada orang
yang bisa Anda jadikan teman dan
sahabat untuk di ajak bicara. Tanpa disadari atau tidak, kehadiran mereka
adalah karena Tuhan mengasihi Anda dan saya.
Jika Anda mau terbuka, dalam kesendirian Anda bisa merenungkan
banyak hal. Dalam kesendirian Anda bisa menemukan kedewasaan, kebijaksanaan,
ide brilian, dan memaksimalkan
potensi yang Anda miliki. Tanpa disadari atau tidak, bahwa itulah bakat yang
Tuhan anugerahkan kepada setiap orang, dan apa yang Anda hasilkan dari bakat
itu adalah hadiah Anda untuk Tuhan. Artinya, setiap langkah kehidupan Anda sehari-sehari,
yang dijalankan secara positif adalah sangatlah berarti jika Anda dan saya
menyadarinya.
Belajar
konsisten, jujur, dan ikhalas serta penuh kerendahan hati terhadap keunggulan-keunggulan
yang Anda miliki adalah kekuatan baru yang membuat hidup Anda lebih bahagia dan
berarti. Dengan kata lain, sanjunglah tinggi-tinggi keunggulan yang ada pada
diri Anda dan berikan kualitas kepada dunia yang berusaha memojokan, membawa
engkau kepada kesendirian. Dengan demikian, Anda akan merasakan secara sadar
bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan setiap otang yang menaruh harap pada-Nya.
Tetapi jangan terjebak pada kesombongan dan ego yang sering Anda temukan di
keramaian. Karena, tidak bisa dipungkiri, bahwa kesendirian bisa datang
kapan saja, di mana saja, kepada siapa saja, termasuk kepada Anda dan saya.
Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini Anda sedang dilanda “kesepian” meskipun
di tengah keramaian, maka itu berarti Anda harus ingat, bahwa Anda tidak
seorang diri merasakannya. Tetapi ada banyak orang yang merasakannya, dan
bahkan lebih berat dari apa yang Anda rasakan saat ini. Karena itu, kelolalah perasaan
Anda dengan baik, sebijaksana mungkin dan buatlah suasana kesendirian itu menjadi
surga bagi yang putus asa dan disakiti oleh kehidupan. Dengan demikian hidup
kita lebih terarah dan bermakna.
No comments:
Post a Comment