Wednesday, 25 April 2012

“SUNGGUH KU TAK SANGGUP MEMBALASNYA”


Oleh: Sugiman

Tuhan, bagaimana aku harus bernyanyi tentang kasih dan cinta-Mu yang begitu besar kepadaku?
Dapatkah aku mengumpulkan segudang kata-kata indah untuk merangkai puisi tentang pengorbanan-Mu yang besar itu kepadaku? Dan mungkinkah aku dapat menggambarkan berapa besar kasih-Mu padaku?

Mahkota duri yang tajam, pedih yang tertanam di kepala-Mu seolah-olah ku tancapkan untuk  mengantikan mahkota kemuliaan-Mu. Bersama mereka aku tertawa tanpa merasa bersalah sedikit pun pada-Mu! Bersama seorang murid yang Engkau kasihi aku telah mencium dan menjual-Mu! Dan bersama seorang murid yang sangat Engkau kasihi juga aku telah menyangkali-Mu sebanyak tiga kali!

Bersama para imam, para pemimpin agama dan orang-orang Farisi aku mencaci maki Engkau! Bersama Pilatus aku telah membasuh tanganku sebagai tanda tak bersalah apapun pada-Mu! Bahkan dengan suara lantang dan keras aku bersama orang banyak telah meneriakan kematian-Mu di bukit Golgota. Aku lebih memilih Barabas, seorang perampok, pembunuh yang ditahan dibandingkan meneriakan pembebasan-Mu.

Tetapi karena kasih-Mu yang besar atas diriku yang berdosa ini, Engkau rela menyerahkan nyawa-Mu. Eangkau menganggap aku tidak tahu apa yang aku lakukan pada-Mu. Padahal aku tahu pasti bahwa aku telah melakukan kesalahan besar yang tak terampuni oleh siapapun. Tetapi Engkau sanggup melakukannya untuk diriku dan hanya untuk keselamatanku.

Bahkan Engkau telah membalut luka-luka yang ada di dalam hatiku dengan kasih-Mu yang kudus. Rasa bersalah yang menekan batinku telah Engkau sembuhkan dengan bilur-bilur-Mu. Segala dosa yang merasuk serta merusak hidup dan masa depanku pun telah Engkau basuh dan hapuskan dengan darah-Mu yang kudus.

Tuhan, entah berapa kali daku telah berkhianat pada-Mu, namun mengapa kasih setia-Mu tetap memihak kepadaku yang hina ini? Apa sebenarnya yang Engkau inginkan dariku? Haruskah aku bekerja sepanjang hari mencari segudang harta dan uang untuk membayar biaya pengorbanan-Mu? Dengan darah apakah aku harus mengantikan darah-Mu yang tercurah di atas kayu salib supaya aku tidak berhutang apapun kepada-Mu?

Sungguh, aku tak mampu untuk membalas semua kebaikan, kasih dan setia-Mu kepadaku. Kerelaan-Mu, yang telah mengorbankan nyawa-Mu bagi ku yang hina ini, telah membuatku berhutang pada kasih-Mu yang abadi. Bahkan, sampai kapan pun aku tetap berhutang pada pengorbanan-Mu.

Sungguh, Engkau telah menghidupkan aku dari kematian! Engkau telah menghembuskan napas kehidupan yang abadi di dalam jiwaku! Di dalam tubuhku telah Engkau alirkan darah-Mu untuk menghidupkan semua urat nadiku.

Tuhan kini aku benar-benmar sadar akan siapa diriku di hadapan-Mu! Aku sadar, bahwa aku tidak dapat membalas kasih-Mu yang kudus dan besar itu. Aku hanya bisa berserah sepenuhnya kepada-Mu sebagaimana adanya daku. Hanya itulah yang dapat ku berikan kepada-Mu ya Tuhanku yang Maha Kasih.

No comments:

Post a Comment