Oleh: Sugiman
Tuhan, bagaimana aku
harus bernyanyi tentang kasih dan cinta-Mu yang begitu besar kepadaku?
Dapatkah aku mengumpulkan segudang kata-kata indah untuk merangkai puisi
tentang pengorbanan-Mu yang besar itu kepadaku? Dan mungkinkah aku dapat
menggambarkan berapa besar kasih-Mu padaku?
Mahkota duri yang tajam, pedih yang tertanam di kepala-Mu seolah-olah ku
tancapkan untuk mengantikan mahkota
kemuliaan-Mu. Bersama mereka aku tertawa tanpa merasa bersalah sedikit pun
pada-Mu! Bersama seorang murid yang Engkau kasihi aku telah mencium dan
menjual-Mu! Dan bersama seorang murid yang sangat Engkau kasihi juga aku telah menyangkali-Mu
sebanyak tiga kali!
Bersama para imam, para pemimpin agama dan orang-orang Farisi aku mencaci
maki Engkau! Bersama Pilatus aku telah membasuh tanganku sebagai tanda tak
bersalah apapun pada-Mu! Bahkan dengan suara lantang dan keras aku bersama
orang banyak telah meneriakan kematian-Mu di bukit Golgota. Aku lebih memilih
Barabas, seorang perampok, pembunuh yang ditahan dibandingkan meneriakan
pembebasan-Mu.
Tetapi karena kasih-Mu yang besar atas diriku yang berdosa ini, Engkau
rela menyerahkan nyawa-Mu. Eangkau menganggap aku tidak tahu apa yang aku
lakukan pada-Mu. Padahal aku tahu pasti bahwa aku telah melakukan kesalahan
besar yang tak terampuni oleh siapapun. Tetapi Engkau sanggup melakukannya untuk
diriku dan hanya untuk keselamatanku.
Bahkan Engkau telah membalut luka-luka yang ada di dalam hatiku dengan
kasih-Mu yang kudus. Rasa bersalah yang menekan batinku telah Engkau sembuhkan
dengan bilur-bilur-Mu. Segala dosa yang merasuk serta merusak hidup dan masa
depanku pun telah Engkau basuh dan hapuskan dengan darah-Mu yang kudus.
Tuhan, entah berapa kali daku telah berkhianat pada-Mu, namun mengapa
kasih setia-Mu tetap memihak kepadaku yang hina ini? Apa sebenarnya yang Engkau
inginkan dariku? Haruskah aku bekerja sepanjang hari mencari segudang harta dan
uang untuk membayar biaya pengorbanan-Mu? Dengan darah apakah aku harus
mengantikan darah-Mu yang tercurah di atas kayu salib supaya aku tidak
berhutang apapun kepada-Mu?
Sungguh, aku tak mampu untuk membalas semua kebaikan, kasih dan setia-Mu
kepadaku. Kerelaan-Mu, yang telah mengorbankan nyawa-Mu bagi ku yang hina ini,
telah membuatku berhutang pada kasih-Mu yang abadi. Bahkan, sampai kapan pun
aku tetap berhutang pada pengorbanan-Mu.
Sungguh, Engkau telah menghidupkan aku dari kematian! Engkau telah
menghembuskan napas kehidupan yang abadi di dalam jiwaku! Di dalam tubuhku
telah Engkau alirkan darah-Mu untuk menghidupkan semua urat nadiku.
Tuhan kini aku benar-benmar sadar akan siapa diriku di hadapan-Mu! Aku
sadar, bahwa aku tidak dapat membalas kasih-Mu yang kudus dan besar itu. Aku hanya
bisa berserah sepenuhnya kepada-Mu sebagaimana adanya daku. Hanya itulah yang
dapat ku berikan kepada-Mu ya Tuhanku yang Maha Kasih.
No comments:
Post a Comment