Oleh: Sugiman
Bayangkan, jika
musik hanya terdiri satu nada saja, maka betapa membosankan, menjemukan, hanya
membuat kebisingan yang tidak enak didengar! Karena nada yang beragamlah ia
menghasilkan nada indah dan merdu ditelinga. Demikian juga dengan warna, jika
hanya ada warna putih, maka kehidupan ini akan terasa hambar bak sayur tanpa
garam. Sebaliknya, jika hanya ada warna hitam, maka alangkah gelapnya dunia ini.
Coba lihat segala sesuatu yang ada di sekeliling kita,
indahnya warna-warni bunga, warna-warni satwa, dan segala keragaman lain yang menghiasi
dunia. Sehingga dunia ini terlihat begitu indah. Inilah tempat satu-satunya
yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk dapat berinteraksi dengan sesama, dengan
alam dan dengan Tuhan sebagai penciptanya.
Tuhan begitu mengerti akan kebutuhan hidup manusia. Tuhan
begitu merindukan manusia itu hidup di dalam kebahagiaan dan senyuman yang benar-benar
tulus dari lubuk hatinya. Karena itulah, Dia menciptakan alam semesta dan
segala isinya begitu beragam dan warna-warni. Artinya, tanpa adanya perbedaan
dan warna-warni itu, kita tidak akan merasakan kebahagiaan hidup seperti yang
kita rasakan saat ini. Sungguh, perbedaan itu adalah anugerah dari Yang
Mahakuasa. Karena itu, patut kita syukuri, jaga dan pelihara apa yang telah
diberikan-Nya.
Jika perbedaan itu adalah anugerah dari Yang Mahakuasa,
maka tidak seorang pun yang dapat menghindarinya. Karena Tuhan tidak hanya
mencintai sekelompok manusia saja, tetapi semua manusia dan ciptaan yang
lainnya. Demikian juga sebaliknya, yaitu tidak seorang pun yang berhak merusak,
menghancurkan dan menodai anugerah-Nya itu. Setiap insan selalu hidup hidup
berhadap-hadapan dengan segala macam perbedaan dan warna-warni kehidupan yang
ada. Tapi sayang, tidak semua orang dapat melihatnya sebagai anugerah dari Yang
Mahakuasa, tidak semua orang melihat perbedaan sebagai harta milik bersama, dan
tidak semua orang mampu melihat perbedaan sebagai kekayaan yang tidak ternilai
harganya. Karena banyak orang justru melihat perbedaan sebagai bencana, cambuk
yang menyakitkan. Mereka merasa sangat tersiksa dengan perbedaan yang ada, dan mereka
tidak mampu menikmatinya sebagai anugerah Tuhan.
Berbagai bentuk tindakan kejahatan pun mereka lakukan
untuk merusak dan menghancurkan dunia ini hanya karena perbedaan. Mereka berusaha
menguasai dunia ini seorang diri. Kerakusan, keegoisan, keserakahan, kekerasan,
penindasan, diskriminasi dan bentuk-bentuk kejahatan lainnya dilakukan oleh
mereka untuk menyingkirkan sesamanya yang berbeda dengan dirinya. Dimulai hanya
karena perbedaan. Entah itu perbedaan rambut, warna kulit, agama, suku bangsa, prinsip,
atau sekadar pendapat. Sebenarnya, jika setiap orang menyadari eksistensinya di
dalam dunia ini, maka sudah tentu ia akan menyadari, bahwa perbedaan itu bukanlah
sesuatu yang bisa dihindari. Tetapi diterima dengan penuh ucapan syukur kepada
Sang Khalik, yang adalah pemilik perbedaan itu. Setiap orang dilahirkan dengan
perbedaan dan keunikannya masing-masing. Hal itu begitu nyata terlihat dari
bentuk fisiknya, pola pikirnya, kesenangannya, dan perbedaan yang lainnya.
Adalah mustahil bagi manusia untuk menghindari segala
sesuatu yang berbeda, yang telah Tuhan berikan kepadanya. Padahal, kesamaan pun sebenarnya tidak selalu mendatangkan kebaikan dan menguntungkan.
Coba bayangkan, seandainya semua orang tingginya sama, wajahnya sama tampannya,
rambutnya sama ikal atau lurusnya, kulitnya sama hitam dan putihnya, bahasanya
sama, ukuran baju, celana, kakinya sama, kemampuan memimpin sama, pokoknya
semuanya sama. Sulit membedakan mana anak si A dan si B, sulit membedakan mana
orangtua si A dan si B. Demikian juga dalam hal kepemimpinan, yaitu siapa yang
mau dipimpin dan siapa yang harus memimpin? Atau dalam hal pekerjaan, yaitu
semuanya menjadi pedagang, maka siapa yang akan menjadi pembelinya?
Seharusnya, perbedaan ada tidak dijadikan alat perpecahan
kerukunan hidup manusia. melainkan diterima sebagai anugerah dari sang Pencipta
alam semesta dan segala isinya. Ada begitu banyak hal positif yang bisa setiap
orang peroleh dengan hidup menikmati perbedaan yang ada. Namun, semuanya itu menuntut,
bahwa ada syarat-syarat harus dipenuhi.
Apakah syaratnya? Berikut adalah beberapa syarat yang dapat menolong kita untuk
melihat perbedaan itu sebagai anugerah dari Tuhan dan kekayaan yang tak
ternilai harganya:
1.
Cara
pandang kita terhadap perbedaan.
Berpikirlah
positif bahwa perbedaan itu adalah kekayaan yang harus disyukuri dan diterima apa adanya. Anggaplah
perbedaan itu sebagai harta karun
milik bersama, yang terpendam di tempat kita hidup bersama-sama. Karena perbedaanlah
kita menjadi pintar. Sebaliknya, karena perbedaan juga seseorang menjadi bodoh.
Mengapa? Karena tidak mau belajar dari berbagai perbedaan yang ada. Cara
pandang yang benar akan
melahirkan sikap yang tepat. Karena itu,
nikmatilah perbedaan itu dengan penuh kasih sayang, seperti kita mencintai
Tuhan dalam hidup kita.
2.
Mengelola
perbedaan sebaik mungkin demi sebuah tujuan hidup bersama.
Perbedaan
itu seumpama kekayaan bersama, yang disimpan di rumah bersama. Karena itu,
tidak seorang pun berhak untuk menghabiskannya seorang diri dengan tujuan yang negatif.
Demikian juga dengan perbedaan yang ada, jika dianggap sebagai kekayaan
bersama, maka tidak seorang pun berhak untuk merusak apalagi meniadakannya. Hidup
di dalam rumah yang sama tidak bisa seenaknya bertindak. Tetapi musyawarah adalah
cara yang paling ampuh untuk mencapai kesepakatan bersama demi menemukan titik
temu, benang merah dan jalan yang tepat untuk mengelola perbedaan yang ada di
Indonesia. karena itu, belajarlah dari
perbedaan yang ada, dan berlatihlah untuk menghargai, menerima, menjalankan dan bertanggungjawab terhadap keputusan bersama, meski berlawanan dengan ide awal kita.
3.
Selalu
posisikan segala sesuatu pada
tempatnya.
Dalam sebuah
perusahaan biasanya, tidak semua orang-orang yang ada di dalamnya beragama
sama, suku sama, jurusan pendidikannya sama. Tetapi karena bekerja bersama-samalah
tujuan itu terwujud. Karena itu, tempatkanlah setiap orang pada tempatnya dan
sesuai dengan kapasitasnya. Cara ini akan mendorong tercapainya tujuan bersama
dan mendukung pengembangan potensi masing-masing individu demi sebuah
peradaban.
4.
Jangan
pernah meremehkan orang lain.
Apapun
dan bagaimana pun kondisi atau pendapat orang lain, perlakukan mereka selayaknya
diri kita ingin diperlakukan. Anggaplah
semua orang penting. Mereka memiliki
peran tersendiri, yang dapat jadi sahabat
yang tidak tergantikan oleh orang lain.
5.
Jangan
menonjolkan diri atau sombong.
Merasa
diri paling penting dan lebih baik daripada orang lain adalah tidak akan menambah
nilai lebih bagi kita. Melainkan sebaliknya, yaitu merusak dan melupakan
eksistensi kita sebagai ciptaan dan makhluk yang lemah. Artinya, kita harus
sadar betul, bahwa kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Karena itu, jadilah pondasi
dan beton yang tegap dan kuat dalam bangunan. Meski tidak nampak, namun
sesungguhnya ialah yang menjadi penyangga kokohnya sebuah bangunan.
6.
Hindari
pembicaraan yang memicu perpecahan!
Mencari-cari
kesalahan orang lain adalah cara yang sangat mudah dilakukan ketimbang melihat
kesalahan diri sendiri. Demikian juga saat kita hidup berdampingan dengan
mereka yang berbeda. Menjaga dan memelihara sebuah relasi atau hubungan baik
adalah cara yang tidak mudah dibandingkan merusak, meruntuhkan, dan menjadikan
dunia neraka. Mengapa? Karena umumnya, setiap orang itu lebih suka mencari-cari
kesalahan, membicarakan segala sesuatu yang tidak penting, tidak bermanfaat dan
tidak mendatangkan kebaikan.
7.
Belajar
instropeksi diri sebelum menyalahkan
orang lain.
Seperti penjelasan
point 6, bahwa mencari-cari kesalahan orang lain itu adalah 1000 kali lebih
mudah dibandingkan melihat kekurangan yang ada di dalam diri kita sendiri. Tetapi
itulah cara yang lebih suka dilakukan banyak orang, apalagi jika ia berbeda
agama atau suku dengannya. Harus kita sadari, bahwa menyalahkan orang lain
terus menerus tidak akan menambah nilai dan harga diri seseorang, apalagi membantu
kita. Melainkan sebaliknya, yaitu justru suka mencari-cari kesalahan itu dapat
mengurangi sahabat, menurunkan harga diri, mengurangi kepercayaan orang lain,
dihindari oleh banyak orang, dan kita bisa tergulingkan karena keegoisan itu. Karena,
bisa jadi kesalahan sebenarnya terletak pada diri kita. Oleh sebab itu, belajarlah
instrospeksi diri atau koreksilah diri sendiri
terlebih dahulu merupakan langkah yang paling bijaksana. Selanjutnya, berhentilah
menyesalkan perbedaan. Karena jika tidak, kita akan kehilangan sumber kebahagiaan itu!
No comments:
Post a Comment