Wednesday 4 April 2012

MENIKMATI HIDUP DI DALAM PERBEDAAN



Oleh: Sugiman

Bayangkan, jika musik hanya terdiri satu nada saja, maka betapa membosankan, menjemukan, hanya membuat kebisingan yang tidak enak didengar! Karena nada yang beragamlah ia menghasilkan nada indah dan merdu ditelinga. Demikian juga dengan warna, jika hanya ada warna putih, maka kehidupan ini akan terasa hambar bak sayur tanpa garam. Sebaliknya, jika hanya ada warna hitam, maka alangkah gelapnya dunia ini.

Coba lihat segala sesuatu yang ada di sekeliling kita, indahnya warna-warni bunga, warna-warni satwa, dan segala keragaman lain yang menghiasi dunia. Sehingga dunia ini terlihat begitu indah. Inilah tempat satu-satunya yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk dapat berinteraksi dengan sesama, dengan alam dan dengan Tuhan sebagai penciptanya.

Tuhan begitu mengerti akan kebutuhan hidup manusia. Tuhan begitu merindukan manusia itu hidup di dalam kebahagiaan dan senyuman yang benar-benar tulus dari lubuk hatinya. Karena itulah, Dia menciptakan alam semesta dan segala isinya begitu beragam dan warna-warni. Artinya, tanpa adanya perbedaan dan warna-warni itu, kita tidak akan merasakan kebahagiaan hidup seperti yang kita rasakan saat ini. Sungguh, perbedaan itu adalah anugerah dari Yang Mahakuasa. Karena itu, patut kita syukuri, jaga dan pelihara apa yang telah diberikan-Nya.

Jika perbedaan itu adalah anugerah dari Yang Mahakuasa, maka tidak seorang pun yang dapat menghindarinya. Karena Tuhan tidak hanya mencintai sekelompok manusia saja, tetapi semua manusia dan ciptaan yang lainnya. Demikian juga sebaliknya, yaitu tidak seorang pun yang berhak merusak, menghancurkan dan menodai anugerah-Nya itu. Setiap insan selalu hidup hidup berhadap-hadapan dengan segala macam perbedaan dan warna-warni kehidupan yang ada. Tapi sayang, tidak semua orang dapat melihatnya sebagai anugerah dari Yang Mahakuasa, tidak semua orang melihat perbedaan sebagai harta milik bersama, dan tidak semua orang mampu melihat perbedaan sebagai kekayaan yang tidak ternilai harganya. Karena banyak orang justru melihat perbedaan sebagai bencana, cambuk yang menyakitkan. Mereka merasa sangat tersiksa dengan perbedaan yang ada, dan mereka tidak mampu menikmatinya sebagai anugerah Tuhan.

Berbagai bentuk tindakan kejahatan pun mereka lakukan untuk merusak dan menghancurkan dunia ini hanya karena perbedaan. Mereka berusaha menguasai dunia ini seorang diri. Kerakusan, keegoisan, keserakahan, kekerasan, penindasan, diskriminasi dan bentuk-bentuk kejahatan lainnya dilakukan oleh mereka untuk menyingkirkan sesamanya yang berbeda dengan dirinya. Dimulai hanya karena perbedaan. Entah itu perbedaan rambut, warna kulit, agama, suku bangsa, prinsip, atau sekadar pendapat. Sebenarnya, jika setiap orang menyadari eksistensinya di dalam dunia ini, maka sudah tentu ia akan menyadari, bahwa perbedaan itu bukanlah sesuatu yang bisa dihindari. Tetapi diterima dengan penuh ucapan syukur kepada Sang Khalik, yang adalah pemilik perbedaan itu. Setiap orang dilahirkan dengan perbedaan dan keunikannya masing-masing. Hal itu begitu nyata terlihat dari bentuk fisiknya, pola pikirnya, kesenangannya, dan perbedaan yang lainnya.

Adalah mustahil bagi manusia untuk menghindari segala sesuatu yang berbeda, yang telah Tuhan berikan kepadanya. Padahal, kesamaan pun sebenarnya tidak  selalu mendatangkan kebaikan dan menguntungkan. Coba bayangkan, seandainya semua orang tingginya sama, wajahnya sama tampannya, rambutnya sama ikal atau lurusnya, kulitnya sama hitam dan putihnya, bahasanya sama, ukuran baju, celana, kakinya sama, kemampuan memimpin sama, pokoknya semuanya sama. Sulit membedakan mana anak si A dan si B, sulit membedakan mana orangtua si A dan si B. Demikian juga dalam hal kepemimpinan, yaitu siapa yang mau dipimpin dan siapa yang harus memimpin? Atau dalam hal pekerjaan, yaitu semuanya menjadi pedagang, maka siapa yang akan menjadi pembelinya?

Seharusnya, perbedaan ada tidak dijadikan alat perpecahan kerukunan hidup manusia. melainkan diterima sebagai anugerah dari sang Pencipta alam semesta dan segala isinya. Ada begitu banyak hal positif yang bisa setiap orang peroleh dengan hidup menikmati perbedaan yang ada. Namun, semuanya itu menuntut, bahwa ada syarat-syarat harus dipenuhi. Apakah syaratnya? Berikut adalah beberapa syarat yang dapat menolong kita untuk melihat perbedaan itu sebagai anugerah dari Tuhan dan kekayaan yang tak ternilai harganya:

1.      Cara pandang kita terhadap perbedaan. 
Berpikirlah positif bahwa perbedaan itu adalah kekayaan yang harus disyukuri dan diterima apa adanya. Anggaplah perbedaan itu sebagai harta karun milik bersama, yang terpendam di tempat kita hidup bersama-sama. Karena perbedaanlah kita menjadi pintar. Sebaliknya, karena perbedaan juga seseorang menjadi bodoh. Mengapa? Karena tidak mau belajar dari berbagai perbedaan yang ada. Cara pandang yang benar akan melahirkan sikap yang tepat. Karena itu, nikmatilah perbedaan itu dengan penuh kasih sayang, seperti kita mencintai Tuhan dalam hidup kita.

2.      Mengelola perbedaan sebaik mungkin demi sebuah tujuan hidup bersama.
Perbedaan itu seumpama kekayaan bersama, yang disimpan di rumah bersama. Karena itu, tidak seorang pun berhak untuk menghabiskannya seorang diri dengan tujuan yang negatif. Demikian juga dengan perbedaan yang ada, jika dianggap sebagai kekayaan bersama, maka tidak seorang pun berhak untuk merusak apalagi meniadakannya. Hidup di dalam rumah yang sama tidak bisa seenaknya bertindak. Tetapi musyawarah adalah cara yang paling ampuh untuk mencapai kesepakatan bersama demi menemukan titik temu, benang merah dan jalan yang tepat untuk mengelola perbedaan yang ada di Indonesia. karena itu, belajarlah dari perbedaan yang ada, dan berlatihlah untuk menghargai, menerima, menjalankan dan bertanggungjawab terhadap keputusan bersama, meski berlawanan dengan ide awal kita.

3.      Selalu posisikan segala sesuatu pada tempatnya.
Dalam sebuah perusahaan biasanya, tidak semua orang-orang yang ada di dalamnya beragama sama, suku sama, jurusan pendidikannya sama. Tetapi karena bekerja bersama-samalah tujuan itu terwujud. Karena itu, tempatkanlah setiap orang pada tempatnya dan sesuai dengan kapasitasnya. Cara ini akan mendorong tercapainya tujuan bersama dan mendukung pengembangan potensi masing-masing individu demi sebuah peradaban.

4.      Jangan pernah meremehkan orang lain.
Apapun dan bagaimana pun kondisi atau pendapat orang lain, perlakukan mereka selayaknya diri kita ingin diperlakukan. Anggaplah semua orang penting. Mereka memiliki peran tersendiri, yang dapat jadi sahabat yang tidak tergantikan oleh orang lain.

5.      Jangan menonjolkan diri atau sombong.
Merasa diri paling penting dan lebih baik daripada orang lain adalah tidak akan menambah nilai lebih bagi kita. Melainkan sebaliknya, yaitu merusak dan melupakan eksistensi kita sebagai ciptaan dan makhluk yang lemah. Artinya, kita harus sadar betul, bahwa kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Karena itu, jadilah pondasi dan beton yang tegap dan kuat dalam bangunan. Meski tidak nampak, namun sesungguhnya ialah yang menjadi penyangga kokohnya sebuah bangunan.

6.      Hindari pembicaraan yang memicu perpecahan!
Mencari-cari kesalahan orang lain adalah cara yang sangat mudah dilakukan ketimbang melihat kesalahan diri sendiri. Demikian juga saat kita hidup berdampingan dengan mereka yang berbeda. Menjaga dan memelihara sebuah relasi atau hubungan baik adalah cara yang tidak mudah dibandingkan merusak, meruntuhkan, dan menjadikan dunia neraka. Mengapa? Karena umumnya, setiap orang itu lebih suka mencari-cari kesalahan, membicarakan segala sesuatu yang tidak penting, tidak bermanfaat dan tidak mendatangkan kebaikan.

7.      Belajar instropeksi diri sebelum menyalahkan orang lain.
Seperti penjelasan point 6, bahwa mencari-cari kesalahan orang lain itu adalah 1000 kali lebih mudah dibandingkan melihat kekurangan yang ada di dalam diri kita sendiri. Tetapi itulah cara yang lebih suka dilakukan banyak orang, apalagi jika ia berbeda agama atau suku dengannya. Harus kita sadari, bahwa menyalahkan orang lain terus menerus tidak akan menambah nilai dan harga diri seseorang, apalagi membantu kita. Melainkan sebaliknya, yaitu justru suka mencari-cari kesalahan itu dapat mengurangi sahabat, menurunkan harga diri, mengurangi kepercayaan orang lain, dihindari oleh banyak orang, dan kita bisa tergulingkan karena keegoisan itu. Karena, bisa jadi kesalahan sebenarnya terletak pada diri kita. Oleh sebab itu, belajarlah instrospeksi diri atau koreksilah diri sendiri terlebih dahulu merupakan langkah yang paling bijaksana. Selanjutnya, berhentilah menyesalkan perbedaan. Karena jika tidak, kita akan kehilangan sumber kebahagiaan itu!

No comments:

Post a Comment