Oleh: Sugiman
Bukan pengumuman ya! Tapi realita, yaitu tepat hari ini, Minggu, 15 April 2012 adalah hari ulang tahun saya yang ke-27 tahun. Banyak teman atau sahabat, kerabat dekat seperti rekan kerja, kerabat jauh seperti teman-teman yang hanya kenal di FB dan kompasiana mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Saya sangat senang mendengar kalimat mereka semua, khususnya kata “selamat”. Karena tanpa mereka sadari mereka telah mendoakan perjalanan hidup saya, yaitu supaya selamat. Selamat dari apa? Bermacam-macam, misalnya selamat dari kecelakaan angkutan umum, selamat kejahatan para perampok atau pembunuh atau selamat dari berbagai penderitaan dan sakit penyakit. Itulah sebabnya saya menyadari, bahwa sepajang jalan hidup saya tidak dapat dilepaskan dari doa-doa mereka yang masih mengharapkan saya keselamatan. Hal Itulah yang menyebabkan saya selalu mengucap syukur kapada Tuhan yang telah memberikan saya banyak sahabat, kerabat terlebih keluarga, tetapi pacar Cuma satu. Semua mereka sangat mengasihi saya. Saya menyadari mereka harta yang Tuhan anugerahkan untuk menemani perjalanan hidup saya. Oleh sebab itu saya juga akan memberikan kado spesial bagi para sahabat saya yang budiman. Kiranya bermanfaat bagi kita semua.
Berbagai peristiwa kehidupan yang manusia alami, entah itu suka maupun
duka telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidupnya. Dengan kata
lain, dalam menjalani kehidupan ini tidak seorang pun dapat menghindari yang
satu dan menerima lain demi sebuah kebahagiaan. Keduanya seumpama guru dan jalan
yang sangat dibutuhkan manusia, guna menemukan arti kehidupan yang sebenarnya. Misalnya,
saya dapat merasakan betapa laparnya anak-anak terlantar yang berkeliaran ke
sana ke mari demi mendapatkan sesuap nasi, karena saya pernah mengalaminya. Saya
juga bisa merasakan betapa panasnya terik sinar matahari bagi tukang bangunan,
karena saya pernah mengalaminya. Saya dapat merasakan betapa sakitnya hati
seseorang ketika putus pacaran, karena saya pernah mengalaminya. Saya juga bisa
merasakan betapa sakitnya hati dan perasaan anak yatim piatu ketika
ditinggalkan oleh kedua orangtua tercinta, yang sangat mereka kasihi, karena
saya juga sudah mengalaminya. Dan masih banyak lagi peristiwa menyedihkan yang
menyempatkan diri untuk mampir di hati saya.
Seandainya, di dalam hidup ini hanya menyediakan suka tanpa ada duka,
tawa tanpa ada air mata, keberhasilan atau kesuksesan tanpa ada kegagalan, kebahagiaan
tanpa ada kesedihan, harapan tanpa ada putus asa, maka saya adalah orang yang
sangat malang dan buta akan arti kehidupan yang sesungguhnya. Betapa tidak? Karena
tanpa semuanya itu, saya tidak pernah belajar apa-apa tentang hidup ini. Tetapi
justru karena ada tantangan, saya melihat hidup ini menjadi sangat menarik, dan
menaklukannya telah membuat hidup ini sangat berarti. Karena sesungguhnya, seorang pemenang bukanlah
mereka yang tidak pernah gagal dalam hidupnya, tetapi karena mereka tidak
pernah menyerah. Oleh sebab itu, berbagai peristiwa menyedihkan, menyakitkan
dan kesulitan yang saya alami telah mengajarkan kepada saya untuk tetap percaya
pada Sang Khalik dan belajar bersyukur atas apa yang telah Dia berikan dalam
hidup ini.
Saya melihat dalam perjalanan hidup manusia, bahwa kehendak bebas
memainkan peranannya, sedangkan masyarakat pembuat aturannya; tetapi Tuhan yang
menentukan nilai baik dan buruknya. Pada satu pihak, perjalanan kehidupan
manusia itu seperti seorang seni gambar yang tanpa penghapus, yaitu di mana segala
sesuatu yang dilakukannya di bawah langit memberikan makna atau pesan kehidupan,
entah itu baik maupun buruk. Semuanya itu tergantung pada pilihannya. Itulah
sebabnya, setiap orang tidak dapat menghapus satu hal pun yang dianggapnya buruk
kemudian berusaha untuk menggantikannya dengan satu hal yang dianggapnya baik.
Ia hanya dapat memperbaikinya dengan lembaran yang baru, dan di waktu yang baru
pula. Maria Robinson pernah mengatakan demikian: “Tidak seorang pun yang dapat
kembali ke masa lalu dan memulainya lagi seperti hal baru. Tetapi semua orang
dapat memulai hal baru hari ini dan menciptakan akhir yang baru.” Kalimat di
atas menyiratkan makna bahwa semua manusia tunduk di bawah aturan waktu. Karena
itu, ia harus menggunakan waktunya sebaik mungkin untuk hal-hal yang
sungguh-sungguh berguna dan bermanfaat dalam hidupnya.
Tetapi pada pihak yang lain, perjalanan kehidupan manusia adalah seperti
seorang atlit pada sebuah cabang oleh raga, dan waktu menjadi lawan terkuatnya,
dan Tuhan adalah wasitnya. Dalam menghadapi pertandingan itu, ada yang sangat rajin
berlatih, tetapi ada juga yang bermalas-malasan, dan mereka berkata bahwa
dirinya pasti kalah. Menyerah sebelum pertandingan dimulai, dan melihat kegagalan
jauh lebih besar dari pada kekuatan yang Tuhan berikan kepada setiap orang adalah
sama halnya dengan menerima nasib yang ditawarkan oleh kesia-siaan. Itulah
sebabnya mereka melakukan banyak hal dalam hidupnya, melelahkan diri tanpa ada tujuan
pasti dan tanpa membawa makna positif bagi yang lain atau sesamanya. Saya kira
itulah kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh banyak orang dalam
hidupnya.
Mereka yang rajin berlatih adalah seperti orang yang terus-menerus
menggunakan waktunya untuk hal-hal yang penting, mendatangkan kebaikan bagi
dirinya dan bagi sesamanya. Mereka terus memfokuskan hidupnya pada hal-hal yang
berguna, penting dan utama – Tuhan, keluarga, anak-anak, teman atau sabahatnya,
kerabat dan tetangganya. Mereka terus berlatih untuk mewujudkan kehidupan yang damai
sejahtera, penuh cinta kasih yang tulus, yaitu bersahabat dengan semua orang
dan menerima ketidaksempurnaan mereka seperti Tuhan telah menerima dirinya.
Sedangkan mereka yang bermalas-malasan untuk berlatih, adalah sama dengan
seorang manusia yang tidak tahu apa tujuan hidupnya. Mereka selalu menyerah
sebelum bertanding dan melihat kegagalan jauh lebih besar dari kekuatan yang Tuhan
berikan dalam hidupnya. Selain itu, mereka juga mewakili gambaran mengenai orang
yang menghabiskan energinya untuk hal-hal yang tidak penting, sehingga ketika
datang hal-hal penting dalam hidupnya, mereka sudah tidak memiliki ruang
untuknya. Dengan wajah pasrah sambil mengangkat kedua tangannya sebagai tanda bahwa
mereka menyerah untuk menjalani hidup yang penuh makna.
Refleksi
Jadi, mulai saat ini fokuskan perhatian Anda pada hal-hal yang kritis
untuk kebahagiaan hidup Anda. Nikmatilah kebahagiaan hidup bersama para
sahabat, keluarga, anak-anak, tetangga dan orang-orang yang ada di sekitar Anda.
Karena mereka adalah orang-orang yang Tuhan anugerahkan untuk menemani
perjalanan hidup Anda, dan membantu Anda untuk menemukan kebahagiaan hidup
bersamanya. Selanjutnya, pandanglah ke atas tatkala beban hidup Anda terasa sangat
berat, belajarlah tetap bersyukur dengan apa yang Anda miliki. Tetapi jika
hidup Anda sudah penuh, jangan lupa tetap selalu sediakan secangkir kopi
bersama para sahabat Anda. Ingat! Pilihan dan cara pandang Anda sangat
menentukan seberapa besar kebahagiaan yang Anda.
Sahabat baik adalah salah satu anugerah terbesar yang Tuhan berikan
kepada setiap orang. Karena itu jangan pernah Anda memandang mereka dengan
sebelah mata, tetapi penuhilah hidup mereka dengan budi baik! Ucapkanlah
kata-kata riang, yang menguatkan dan memberikan harapan baru sementara telinga
mereka dapat mendengar, dan hati mereka dapat digetarkan oleh kata-kata itu. Jangan
pernah membiarkan kotak kasih Anda tetap tertutup sampai sahabat-sahabat Anda
mati! Memberi dan menerima harus berimbang, dan sahabat tak boleh timpang. Oleh
sebab itu, milikilah hati yang penuh persahabatan, buka hati Anda untuk mereka
dan tempatkan mereka pada tempatnya! Dalam konteks itulah seorang wish man yang engan menyebutkan siapa
dirinya mengatakan demikian: Seorang
sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran
(Amsal 17:17). Salam persahabatan!
No comments:
Post a Comment