Sunday, 15 April 2012

MENIKMATI KEBAHAGIAAN HIDUP BERSAMA ORANG LAIN



Oleh: Sugiman



“Waktu itu gratis, tetapi sangat berharga. Anda tidak dapat memiliki, tetapi dapat memanfaatkannya. Anda tidak dapat menyimpan, tetapi dapat menghabiskannya. Sekali kehilangan, Anda tidak akan bisa mendapatkannya kembali.” (Harvey Mackay)

Bukan pengumuman ya! Tapi realita, yaitu tepat hari ini, Minggu, 15 April 2012 adalah hari ulang tahun saya yang ke-27 tahun. Banyak teman atau sahabat, kerabat dekat seperti rekan kerja, kerabat jauh seperti teman-teman yang hanya kenal di FB dan kompasiana mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Saya sangat senang mendengar kalimat mereka semua, khususnya kata “selamat”. Karena tanpa mereka sadari mereka telah mendoakan perjalanan hidup saya, yaitu supaya selamat. Selamat dari apa? Bermacam-macam, misalnya selamat dari kecelakaan angkutan umum, selamat kejahatan para perampok atau pembunuh atau selamat dari berbagai penderitaan dan sakit penyakit. Itulah sebabnya saya menyadari, bahwa sepajang jalan hidup saya tidak dapat dilepaskan dari doa-doa mereka yang masih mengharapkan saya keselamatan. Hal Itulah yang menyebabkan saya selalu mengucap syukur kapada Tuhan yang telah memberikan saya banyak sahabat, kerabat terlebih keluarga, tetapi pacar Cuma satu. Semua mereka sangat mengasihi saya. Saya menyadari mereka harta yang Tuhan anugerahkan untuk menemani perjalanan hidup saya. Oleh sebab itu saya juga akan memberikan kado spesial bagi para sahabat saya yang budiman. Kiranya bermanfaat bagi kita semua.

Berbagai peristiwa kehidupan yang manusia alami, entah itu suka maupun duka telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidupnya. Dengan kata lain, dalam menjalani kehidupan ini tidak seorang pun dapat menghindari yang satu dan menerima lain demi sebuah kebahagiaan. Keduanya seumpama guru dan jalan yang sangat dibutuhkan manusia, guna menemukan arti kehidupan yang sebenarnya. Misalnya, saya dapat merasakan betapa laparnya anak-anak terlantar yang berkeliaran ke sana ke mari demi mendapatkan sesuap nasi, karena saya pernah mengalaminya. Saya juga bisa merasakan betapa panasnya terik sinar matahari bagi tukang bangunan, karena saya pernah mengalaminya. Saya dapat merasakan betapa sakitnya hati seseorang ketika putus pacaran, karena saya pernah mengalaminya. Saya juga bisa merasakan betapa sakitnya hati dan perasaan anak yatim piatu ketika ditinggalkan oleh kedua orangtua tercinta, yang sangat mereka kasihi, karena saya juga sudah mengalaminya. Dan masih banyak lagi peristiwa menyedihkan yang menyempatkan diri untuk mampir di hati saya.

Seandainya, di dalam hidup ini hanya menyediakan suka tanpa ada duka, tawa tanpa ada air mata, keberhasilan atau kesuksesan tanpa ada kegagalan, kebahagiaan tanpa ada kesedihan, harapan tanpa ada putus asa, maka saya adalah orang yang sangat malang dan buta akan arti kehidupan yang sesungguhnya. Betapa tidak? Karena tanpa semuanya itu, saya tidak pernah belajar apa-apa tentang hidup ini. Tetapi justru karena ada tantangan, saya melihat hidup ini menjadi sangat menarik, dan menaklukannya telah membuat hidup ini sangat berarti. Karena  sesungguhnya, seorang pemenang bukanlah mereka yang tidak pernah gagal dalam hidupnya, tetapi karena mereka tidak pernah menyerah. Oleh sebab itu, berbagai peristiwa menyedihkan, menyakitkan dan kesulitan yang saya alami telah mengajarkan kepada saya untuk tetap percaya pada Sang Khalik dan belajar bersyukur atas apa yang telah Dia berikan dalam hidup ini.

Saya melihat dalam perjalanan hidup manusia, bahwa kehendak bebas memainkan peranannya, sedangkan masyarakat pembuat aturannya; tetapi Tuhan yang menentukan nilai baik dan buruknya. Pada satu pihak, perjalanan kehidupan manusia itu seperti seorang seni gambar yang tanpa penghapus, yaitu di mana segala sesuatu yang dilakukannya di bawah langit memberikan makna atau pesan kehidupan, entah itu baik maupun buruk. Semuanya itu tergantung pada pilihannya. Itulah sebabnya, setiap orang tidak dapat menghapus satu hal pun yang dianggapnya buruk kemudian berusaha untuk menggantikannya dengan satu hal yang dianggapnya baik. Ia hanya dapat memperbaikinya dengan lembaran yang baru, dan di waktu yang baru pula. Maria Robinson pernah mengatakan demikian: “Tidak seorang pun yang dapat kembali ke masa lalu dan memulainya lagi seperti hal baru. Tetapi semua orang dapat memulai hal baru hari ini dan menciptakan akhir yang baru.” Kalimat di atas menyiratkan makna bahwa semua manusia tunduk di bawah aturan waktu. Karena itu, ia harus menggunakan waktunya sebaik mungkin untuk hal-hal yang sungguh-sungguh berguna dan bermanfaat dalam hidupnya.

Tetapi pada pihak yang lain, perjalanan kehidupan manusia adalah seperti seorang atlit pada sebuah cabang oleh raga, dan waktu menjadi lawan terkuatnya, dan Tuhan adalah wasitnya. Dalam menghadapi pertandingan itu, ada yang sangat rajin berlatih, tetapi ada juga yang bermalas-malasan, dan mereka berkata bahwa dirinya pasti kalah. Menyerah sebelum pertandingan dimulai, dan melihat kegagalan jauh lebih besar dari pada kekuatan yang Tuhan berikan kepada setiap orang adalah sama halnya dengan menerima nasib yang ditawarkan oleh kesia-siaan. Itulah sebabnya mereka melakukan banyak hal dalam hidupnya, melelahkan diri tanpa ada tujuan pasti dan tanpa membawa makna positif bagi yang lain atau sesamanya. Saya kira itulah kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh banyak orang dalam hidupnya.

Mereka yang rajin berlatih adalah seperti orang yang terus-menerus menggunakan waktunya untuk hal-hal yang penting, mendatangkan kebaikan bagi dirinya dan bagi sesamanya. Mereka terus memfokuskan hidupnya pada hal-hal yang berguna, penting dan utama – Tuhan, keluarga, anak-anak, teman atau sabahatnya, kerabat dan tetangganya. Mereka terus berlatih untuk mewujudkan kehidupan yang damai sejahtera, penuh cinta kasih yang tulus, yaitu bersahabat dengan semua orang dan menerima ketidaksempurnaan mereka seperti Tuhan telah menerima dirinya. Sedangkan mereka yang bermalas-malasan untuk berlatih, adalah sama dengan seorang manusia yang tidak tahu apa tujuan hidupnya. Mereka selalu menyerah sebelum bertanding dan melihat kegagalan jauh lebih besar dari kekuatan yang Tuhan berikan dalam hidupnya. Selain itu, mereka juga mewakili gambaran mengenai orang yang menghabiskan energinya untuk hal-hal yang tidak penting, sehingga ketika datang hal-hal penting dalam hidupnya, mereka sudah tidak memiliki ruang untuknya. Dengan wajah pasrah sambil mengangkat kedua tangannya sebagai tanda bahwa mereka menyerah untuk menjalani hidup yang penuh makna.

Refleksi

Jadi, mulai saat ini fokuskan perhatian Anda pada hal-hal yang kritis untuk kebahagiaan hidup Anda. Nikmatilah kebahagiaan hidup bersama para sahabat, keluarga, anak-anak, tetangga dan orang-orang yang ada di sekitar Anda. Karena mereka adalah orang-orang yang Tuhan anugerahkan untuk menemani perjalanan hidup Anda, dan membantu Anda untuk menemukan kebahagiaan hidup bersamanya. Selanjutnya, pandanglah ke atas tatkala beban hidup Anda terasa sangat berat, belajarlah tetap bersyukur dengan apa yang Anda miliki. Tetapi jika hidup Anda sudah penuh, jangan lupa tetap selalu sediakan secangkir kopi bersama para sahabat Anda. Ingat! Pilihan dan cara pandang Anda sangat menentukan seberapa besar kebahagiaan yang Anda.

Sahabat baik adalah salah satu anugerah terbesar yang Tuhan berikan kepada setiap orang. Karena itu jangan pernah Anda memandang mereka dengan sebelah mata, tetapi penuhilah hidup mereka dengan budi baik! Ucapkanlah kata-kata riang, yang menguatkan dan memberikan harapan baru sementara telinga mereka dapat mendengar, dan hati mereka dapat digetarkan oleh kata-kata itu. Jangan pernah membiarkan kotak kasih Anda tetap tertutup sampai sahabat-sahabat Anda mati! Memberi dan menerima harus berimbang, dan sahabat tak boleh timpang. Oleh sebab itu, milikilah hati yang penuh persahabatan, buka hati Anda untuk mereka dan tempatkan mereka pada tempatnya! Dalam konteks itulah seorang wish man yang engan menyebutkan siapa dirinya mengatakan demikian: Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran (Amsal 17:17). Salam persahabatan!

No comments:

Post a Comment